a UNIK! Ternyata ini 3 Tradisi Panen Padi Oleh Petani di Indonesia, Dimana dan Apa Saja?

1 Maret 2023, 09:30 WIB
Ilustrasi a UNIK! Ternyata ini 3 Tradisi Panen Padi Oleh Petani di Indonesia, Dimana dan Apa Saja? /sasin tipcay/pixabay/

 


SEMARANGKU – Masa panen merupakan waktu yang paling ditunggu petani. Karena di waktu ini mereka akan menikmati hasil padi yang sudah ditanamnya selama berbulan-bulan.

Tradisi masa panen biasanya dilakukan
sebagai ucapan syukur atas rezeki yang sudah diperoleh. Tradisi panen sendiri sudah sering dilakukan di beberapa daerah yang ada di Indonesia dengan cara yang berbeda pula.

Apa saja tradisi masa panen yang ada di Indonesia?

Baca Juga: Kemendag Fokuskan Program Kerja Dalam Mendukung Pembangunan Ekonomi yang Bernilai Tambah dan Berkelanjutan

1. Tradisi Wiwitan di Jawa
Tradisi wiwitan merupakan sebuah ritual persembahan yang dilakukan masyarakat Jawa sebelum panen padi dilakukan.

Ritual ini dilakukan sebagai bentuk terima kasih dari petani kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah menumbuhkan padi sebelum masa panen tiba.

Nama wiwitan sendiri berasal dari wiwit yang berarti mulai, memotong padi sebelum penen diselenggarakan. Tradisi wiwitan sudah ada sejak sebelum agama-agama masuk ke tanah Jawa.

Proses wiwitan dilakukan di sawah dan dipimpin oleh mbah kaum atau orang yang tertua di kampungnya. Dengan memulai prosesi dengan berdoa, lalu dilanjutkan dengan memotong sebagian padi sebagai tanda padi sudah siap untuk di panen.

Makanan yang disajikanpun merupakan makanan tradisional yaitu nasi gurih, ayam kampung, sayur nangka, kerupuk, tahu tempe, teri, peyek serta jajan kecil, telur, dan biasanya dibungkus dengan daun pisang atau daun jati.

Baca Juga: Harga iPhone 11, iPhone 11 Pro, dan iPhone 11 Pro Max Akhir Februari Banyak Promo, Ini Daftarnya

2. Tradisi Baronde di Tanah Datar Sumatera Utara
Baronde merupakan sebuah tradisi yang sudah turun temurun di Nagari Batu Taba, Kecamatan Batipuh Selatan ketika masa panen tiba.

Baronde atau biasa disebut dengan memanen padi secara bergiliran telah menjadi kebiasaan masyarakat setempat. Hal ini bertujuan untuk menunjukan kekompakan masyarakat saat melakukan aktifitas pertanian.

Ketika panen, petani secara baronde atau bergantian bergotong-royong memanen padi pada masing-masing lahan milik petani, tradisi ini masih dipertahankan hingga kini, sehingga dapat menekan biaya panen penghasilan pun meningkat.

3. Tradisi Berahoi di Langkat Sumatera Utara
Berahoi merupakan tradisi berbalas pantun khas masyarakat Melayu Langkat Sumatera Utara saat musim panen tiba.

Berbeda dengan dua tradisi sebelumnya yang dilakukan dengan acara makan bersama. Tradisi ini biasa dibuka oleh pantun dari kalangan tua, dan ditutup oleh kalangan muda.

Sambil mengirik padi, petani mulai berpantun, lalu petani lainnya menyahuti pantun tersebut dengan berkata ahoi-ahoi. Tradisi ini biasanya dilakukan saat malam hari.***

Editor: Risco Ferdian

Tags

Terkini

Terpopuler