Mengenal Sejarah dan Definisi Psikologi, Cek di Sini!

2 Oktober 2021, 07:43 WIB
Mengenal Sejarah dan Definisi Psikologi, Cek di Sini! /Pixabay

SEMARANGKU – Artikel ini akan menjelaskan kepada anda tentang sejarah dan definisi psikologi menurut buku yang berjudul Psikologi Komunikasi dakwah.

Definisi Psikologi secara umum diartikan sebagai ilmu jiwa.

Sedangkan menurut Miler Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menjelasakan, memprediksi dan mengontrol keadaan mental serta perilaku seseorang.

Baca Juga: Teknik Cara Mewarnai yang Baik Versi Adult Colouring Book

Menurut Beson dan Grove “Psikologi adalah kajian ilmiah tentang jiwa serta tingkah laku manusia dan hewan.”

Sedangkan kegunaan psikologi dioptimalkan untuk menyelesaikan permasalahan manusia dalam tatanan masyarakat.

Sejarah psikologi berawal pada zaman Yunani Kuno dan munculnya dirintis dari berkembangnya ilmu filsafat.

Sebagai ilmu filsafat, psikologi memiliki peran dasar tentang jiwa manusia yang mendorong pada perilakunya dan psikologi dapat diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.

Baca Juga: Desak KPI Hentikan Tayangan Saipul Jamil, Komisi I DPR: Mestinya Kondisi Psikologi Korban Harus Disorot

Psikologi berkembang dari objek yang bersifat filsafat, kemudian diupdate menjadi sesuatu yang bersifat ilmiah, dapat diuji, dan berbasis temuan empiris.

Perkembangan psikologi yang bersifat ilmiah membuatnya terbagi menjadi dua bidang seperti, psikologi umum dan terapan.

Psikologi umum terfokus pada penyesuaian diri, abnormal, belajar, keturunan, anak, remaja, dan orang tua.

Sedangkan psikologi terapan meliputi, psikologi industri, klinis, pendidikan, sosial, lingkungan, kesehatan mental, militer, perkawinan, kepemimpinan, dan Islam atau keyakinan religus.

Perkembangan psikologi di wilayah Barat lebih terpusat pada prinsip filsafat positivisme.

Positivisme adalah “kebenaran hanya terdapat pada proposisi analitis yang dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris, sedangkan metafisik merupakan hal yang mustahil.”

Dengan demikin aliran ini dapat disimpulkan bahwa kebenaran itu hakikinya dapat dibuktikan secara rill atau data yang akurat.

Meskipun kebenaran harus menggunakan data dan bukti yang akurat ternyata, pandangan ini banyak mendapatkan kritik dari berbagai pihak, namun tidak dapat meruba prinsip dasarnya.

Kemudian aliran Positivisme berkembang lagi menjadi empirisme.

Aliran ini memiliki anggapan bahwa pengetahuan atau ilmu dapat diperoleh dari pengalaman dan panca indra baik berupa, pendengaran, pengelihatan, perasa, pencium, dan peraba.

Orang-orang Barat lebih dari 200 tahun memiliki padangan bahwa ilmu pengetahuan harus dapat dibuktikan dari kasat mata dengan cara mengamati, menguji, mengukur, dan memprediksi.

Dengan peristiwa tersebut para peneliti harus memiliki terobosan untuk membuat suatu rumusan atau teori tertentu dengan menentukan variabel, indikator, sub-indikator, dan itemnya yang dapat dicermati secara terus menerus.

Dilansir dari buku yang berjudul Psikologi Komunikasi Dakwah cetakan tahun 2015, karya dari Dr. Bambang Saiful Ma’arif, M.SI.

Demikian sejarah dan definisi psikologi yang dapat kami sampaikan menurut buku Psikologi Komunikasi dakwah.***

Editor: Risco Ferdian

Tags

Terkini

Terpopuler