Menjadi  Single Bukanlah Penyakit yang Perlu Disembuhkan Namun Karena Sebuah Hal Ini

23 Februari 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi Single, dimana status single bukanlah penyakit namun sebuah pilihan /

SEMARANGKU - Kadang sebuah status single adalah keputusan penting namun status itu bukanlah penyakit yang harus disembuhkan.

Saat status single dan memasuki usia 20 hingga 30 tahun terkadang beberapa orang berpikir sudah waktunya kita membutuhkan seorang pasangan.

Bahkan hal ini kerap dijadikan bahan lelucon atau berbagai pembahasan di kalangan anak muda karena status single yang dibawanya. 

Baca Juga: Hati-Hati! Ilmuwan Sebut Virus Corona Bisa Rusak Mata, Lakukan Hal ini untuk Mencegahnya

Namun, hal itu tidak berlaku untuk mereka yang memang memutuskan single dengan sebuah tujuan. Meskipun sebagian anak muda merasa bahwa sosok pacar itu mampu membantu mereka. Tapi, ada juga yang merasa nyaman dengan status single.

Tidak bisa dipungkiri jika cinta menjadi salah satu kebutuhan manusia . Sebuah pepatah menyebutkan bahwa hal yang indah di dunia ini adalah dicintai dan mencintai. Defnisi cinta memang sangat luas, bukan hanya berpusat pada pasangan saja.

Single bukan berarti kita tidak bahagia, atau merupakan sesuatu hal yang buruk bahkan penyakit yang perlu disembuhkan. Ini hanya soal bagaimana kita memaknai hidup. Meskipun beberapa orang yang menganggap bahwa single itu adalah kondisi yang tidak menyenangkan, tapi tidak semua orang sependapat dengan kita.

Baca Juga: Tanggapi Bencana Banjir di Jabodetabek, ANRI Rilis Tata Cara Penanganan Arsip Keluarga Terdampak Bencana

Saat ini, yang banyak terjadi adalah ketika seseorang memutuskan untuk single, lingkungan disekitarnya yang justru bingung dan bersimpati berlebihan dengan keputusan yang sebenarnya sudah dipilih dengan tepat oleh orang itu.

"Lebih baik daripada sendirian, tentu saja. Tidak ada yang mau sendiri." Ini adalah sebuah kalimat yang sering dijadikan sebuah pedoman. Tapi, pertanyaannya apakah sendirian - entah untuk sementara atau selamanya adalah sesuatu yang buruk?

Jawabanya tentu saja tidak, karena faktanya ada beberapa orang yang mengalami perceraian hingga mereka merasa lebih nyaman dengan ketidakterikatan daripada keterikatan bahkan tetap menjalani hidupnya dengan lebih dari sebelumnya.

Baca Juga: Hidden Gems di Pulau Jawa yang Menarik untuk Dikunjungi

Dilansir dari laman Yourtango,  adakah orang yang bisa bahagia dalam keadaan tidak terikat seperti itu?

Pernah jatuh cinta dan memberikan banyak hal termasuk pengorbanan. Mencintai seseorang dan dicintai sebagai balasannya membuat kita menjadi utuh. Faktanya, cinta memang membuat hidup layak dijalani. Tapi cinta juga bisa menghancurkan.

Jadi, apakah penting sebuah keterikatan jika berpotensi rasa sakit?

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 12 Resmi Dibuka! Ini Cara Daftar dan Persyaratan yang Harus Dipenuhi

Kita tidak menikah untuk bercerai, menikah karena kita ingin mencapai cita-cita yaitu bersama selamanya. Kita cenderung mengabaikan petunjuk apapun tentang kelemahan kita sendiri, yang, di satu sisi, seperti membuat penafian yang mengakui kegagalan sebagai pilihan.

Cinta memang lahir dan betumbuh. Tapi yang perlu kita pahami adalah menikah dan jatuh cintalah ketika kamu siap.

Jika saat ini kita memang sedang menikmati waktu ini, gunakanlah dengan baik dan tepat. Single bukan sebuah penyakit tapi keputusan. ***

Editor: Heru Fajar

Sumber: yourtango

Tags

Terkini

Terpopuler