SEMARANGKU - Penelitian di JAMA Ophthalmology menunjukkan bahwa virus corona dapat merusak mata, merujuk pada 31,6 persen dari 38 pasien di RS Yichang, Hubei, Tiongkok, pada 2020.
Peneliti menyebutkan, hasil temuan masih terbatas, namun tidak dapat diabaikan pula, karena virus corona memiliki berbagai implikasi.
Penelitian lebih lanjut oleh tim dari Tiongkok menemukan, dari 12 pasien dengan masalah mata, tujuh di antaranya menderita epiphora.
Baca Juga: Hidden Gems di Pulau Jawa yang Menarik untuk Dikunjungi
Epiphora adalah kondisi di mana produksi air mata terjadi secara berlebihan. Salah satu pasien dalam penelitian diketahui menyoroti epiphora sebagai gejala pertama Covid-19.
Dikutip dari Forbes, penelitian tersebut merupakan serangkaian kasus pasien yang diteliti sejak 9-15 Februari 2020. Itu bukan sampel acak, tidak termasuk keanekaragaman pasien terluas, dan tidak memiliki kontrol populasi untuk perbandingan.
Studi di atas bukanlah yang pertama terkait masalah mata sebagai gejala Covid-19.
Para peneliti menyebutkan, risiko kerusakan mata sebagai gejala Covid-19 lebih rendah dari 31,6 persen.