SEMARANGKU - Simak penjelasan mengenai i'tikaf di 10 malam terakhir bulan Ramadhan beserta niatnya.
10 malam terakhir bulan Ramadhan banyak dicari dan ditunggu oleh kaum muslimin karena jumhur ulama mengatakan bahwa di 10 malam terakhir akan turunnya lailatul qadar.
Banyak amalan yang bisa dilakukan pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, salah satunya adalah i'tikaf di masjid.
Baca Juga: Malam Nuzulul Qur'an Jatuh pada 8 April 2023 : Mengungkap Keistimewaan Malam Turunnya Kitab Suci
Namun, banyak dari kita kaum muslimin belum tahu bagaimana tata cara i'tikaf yang benar serta niat i'tikaf itu seperti apa, apakah hanya berdiam diri di masjid?
Untuk menjawab kebingungan tersebut artikel ini akan membahas cara-cara i'tikaf yang sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW agar kaum muslimin dimanapun berada bisa lancar dalam kegiatan i'tikaf.
Sebelum masuk ke cara i'tikaf yang benar, kita perlu tahu apa itu i'tikaf.
Pengertian i'tikaf
I'tikaf secara bahasa berarti berdiam diri dan menetap dalam sesuatu pada waktu tertentu.
Dalam pengertian secara istilah adanya perbedaan di kalangan madzhab Syafi'i dan Hanafi.
Dalam madzhab Syafi'i, i’tikaf artinya berdiam diri di masjid dengan melaksanakan amalan-amalan tertentu dengan niat karena Allah.
Sedangkan Al-Hanafiyah (ulama Hanafi) berpendapat i’tikaf adalah berdiam diri di masjid yang biasa dipakai untuk melakukan shalat berjama’ah.
Kedua pendapat tersebut adalah benar karena keduanya mempunyai arti yang sama namun dengan detail yang berbeda.
Dalil i'tikaf
Ada 2 dalil yang membahas i'tikaf ini yang semuanya bersumber dari Al Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad SAW, diantaranya:
Dalil Al Qur'an yang tercantum dalam surah Al Baqarah ayat 187 yaitu
… فَاْلآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ اْلأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلاَ تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللهِ فَلاَ تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ آَيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ.
Artinya: …maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka jangan kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa.” [QS. al-Baqarah (2):187]
Dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA.
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ اْلعَشَرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. [رواه مسلم]
Artinya: “Bahwa Nabi SAW melakukan i’tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelah beliau wafat.” [HR. Muslim]
Kemudian bagaimana tata cara pelaksanaan i'tikaf yang benar?
Syarat sah i'tikaf
Dalam melakukan i'tikaf ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar i'tikaf kita sah, yaitu:
1. Orang yang melaksanakan i’tikaf beragama Islam.
2. Orang yang melaksanakan i’tikaf sudah baligh, baik laki-laki maupun perempuan.
3. I’tikaf dilaksanakan di masjid, baik masjid jami’ maupun masjid biasa.
4. Orang yang akan melaksanakan i’tikaf hendaklah memiliki niat i’tikaf.
5. Orang yang beri’tikaf tidak disyaratkan puasa. Artinya orang yang tidak berpuasa boleh melakukan i’tikaf.
Amalan dalam i'tikaf
Dengan memperhatikan beberapa ayat dan hadis Nabi SAW di atas, ada beberapa amalan (ibadah) yang dapat dilaksanakan oleh orang yang melaksanakan i’tikaf, yaitu;
1. Melaksanakan sholat sunat, seperti sholat tahiyatul masjid, sholat lail (tahajud, tarawih, witir, dsb), dan lain-lain.
2. Membaca Al Qur'an dan tadarus Al Qur'an.
3. Berdzikir dan berdo’a.
4. Membaca buku-buku agama atau dengan mengadakan kajian bersama.
Niat i'tikaf
Setelah kita tahu apa saja syarat, dalil, serta amalan-amalan yang bisa dikerjakan selama i'tikaf, yang paling penting adalah niat i'tikaf. Karena niat ini adalah tujuan kita melakukan suatu amalan seperti dalam hadits "Innamal a'malu binniyat" yang artinya segala amal perbuatan tergantung pada niatnya.
Baca Juga: Siap-Siap Nuzulul Qur’an Jatuh Pada 8 April, Berikut Amalan untuk Malam Penuh Berkah
Berikut niat i'tikaf:
Nawaitul i'tikaafa fii haadzal masjidi lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Saya niat i'tikaf di masjid ini karena Allah SWT."
Atau niat ini:
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ مَا دُمْتُ فِيهِ
Nawaitu an a'takifa fii haadzal masjidi maa dumtu fiihi
Artinya: "Saya niat i'tikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya."
Demikian penjelasan tata cara melakukan i'tikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan beserta niatnya. Semoga kita semua bisa mengamalkannya.***