Bagaimana Hukum Puasa Bagi Autisme dan Disabilitas Intelektual? Apakah Diwajibkan atau Tidak? Simak Penjelasan

- 31 Maret 2023, 11:47 WIB
Bagaimana Hukum Puasa Bagi Autisme dan Disabilitas Intelektual? Apakah Diwajibkan atau Tidak? Simak Penjelasannya Berikut Ini
Bagaimana Hukum Puasa Bagi Autisme dan Disabilitas Intelektual? Apakah Diwajibkan atau Tidak? Simak Penjelasannya Berikut Ini /Ilustrasi dari Annie Spratt/Unsplash

SEMARANGKU - Apakah autisme dan disabilitas Intelektual wajib untuk puasa atau tidak? Bagaimana hukum puasa autisme dan disabilitas Intelektual? Temukan jawabannya dengan membaca selengkapnya.

Berdasarkan halodoc.com (31/03/2023), autisme merupakan kondisi gangguan saraf yang mempengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan dalam berperilaku, berkomunikasi, dan mengekspresikan emosi. 

Sedangkan disabilitas intelektual menurut laman emergency-live.com (31/03/2023) adalah gangguan perkembangan saraf sehingga individu mengalami keterbatasan dalam fungsi dan kemampuan kognitif seperti berperilaku, pembelajaran dan sosial. 

Baca Juga: Cara Meraih Keberkahan Lailatul Qadar, Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan di Akhir Bulan Ramadhan

Lalu, bagaimanakah hukum bagi autisme dan disabilitas intelektual? apakah mereka diwajibkan untuk puasa atau tidak?

Mengutip dari website bincangsyariah.com (31/03/2023), Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam bukunya berjudul Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu menyatakan,

“Al-Ma’tuh adalah orang yang kemampuan pemahamannya sedikit, proses pembicaraannya kacau, susah menilai realitas (tadbir) karena gangguan akalnya. Baik sedari lahir atau karena penyakit yang datang. Jika gangguan tersebut parah dan orang yang terganggu itu tidak tamyiz, maka ia dihukumi seperti junun dan anak yang belum tamyiz, dan setiap perilaku ibadah maupun muamalahnya tidak sah.”

Berdasarkan kemampuan autisme dan disabilitas intelektual Imam Al-Amidi dalam Al-Ihkam fi Ushulil Ahkam menyatakan para ulama bersepakat bahwa syarat mukallaf adalah orang yang berakal (mampu intelektual) dan memahami taklif syariat. 

Dalam sebuah ceramah yang dikutip dari channel YouTube RuziqaTV, ketika terdapat 

pertanyaan tentang kewajiban anak berkebutuhan khusus, Ustadz Raehanul Bahraen juga menjawab,

“Jawabannya tidak, Mungkin yang dimaksud dengan kebutuhan khusus adalah anak yang cacat seperti autis, anak yang terkena sindrom down, dan sebagainya.Tidak ada kewajiban bagi dia untuk sholat dan puasa tetapi boleh kita arahkan, karena beberapa anak berkebutuhan khusus, autis, sindrom down. Mereka masih bisa ngobrol. Kita arahkan semampu kita.”, tutur Ustadz Raehanul Bahraen

Baca Juga: Puasa Ramadhan Wajib Bagi Muslim yang Beriman Diperkuat Oleh 4 Ayat Al Qur'an Ini, Apa Saja? Simak di Sini!

Ustadz Ahmad Hawasyi dalam channel YouTube Salam TV, juga mengungkapkan bahwa orang yang autis tidak dapat memahami dakwah islam dan  tidak mungkin sampai kepadanya perintah puasa. Sehingga termasuk dalam kategori orang yang tidak wajib berpuasa. 

Meskipun demikian orang tua atau wali hendaknya mengarahkan, mendorong, dan mengajarkan kepada autisme dan disabilitas intelektual untuk berpuasa.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa autisme dan disabilitas intelektual yang tidak berada pada kondisi normal tidak diwajibkan untuk berpuasa.***

Editor: Fitriyatur Rosidah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x