Pada awalnya umat mukmin diperbolehkan memilih. Orang yang hendak berpuasa, ia boleh berpuasa, dan orang yang tidak ingin puasa, maka ia memberi makan orang miskin sebagai ganti puasanya.
Pada tahapan kedua, Allah menurunkan ayat lanjutannya, al-Baqarah ayat 185, yang mewajibkan perintah puasa pada bulan Ramadhan, bulan diturunkannya Al-Qur’an.
Maka kewajiban puasa ditetapkan pada orang beriman yang sehat, dan memberikan keringanan kepada orang sakit atau dalam perjalanan, serta ditetapkan memberi makan orang miskin bagi lansia yang tidak kuat untuk berpuasa pada bulan Ramadhan.
Pada tahap ini, para sahabat Rasulullah yang tidak terbiasa berpuasa dalam waktu yang panjang, masih diberi keringanan untuk mengakhiri puasanya jika tidak sanggup, atau sedang ada udzur syar’i.
Setelah hijrah dan iman islam telah merasuk sempurna ke dalam pemeluknya, dan akidah tauhid serta ibadah shalat telah kukuh ditegakkan, maka kewajiban puasa disempurnakan.
Puasa umat-umat terdahulu penganut agama lain
Selain umat islam, puasa juga dilakukan oleh agama lain. Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan pengikut agama-agama lain di zaman dahulu juga melakukan puasa, bedanya ada di tata cara dan niat puasanya.
1. Bangsa Mesir Kuno
Bangsa Mesir kuno berpuasa untuk membersihkan hati, khususnya di hari raya, semua rakyat akan berpuasa.
2, Bangsa Yunani Kuno