Cerita Bilal bin Rabah Saat Azan Pertama dan Terakhir di Masa Rasulullah SAW, Bikin Terharu!

- 24 Januari 2022, 12:45 WIB
Bilal bin Rabah, Muazin Pertama dan Budak Kesayangan Nabi
Bilal bin Rabah, Muazin Pertama dan Budak Kesayangan Nabi /Tangkap Layar YouTube Hidayah Ilahi Oficial

SEMARANGKU - Simak cerita Bilal bin Rabah saat azan pertama dan terakhir di masa Rasulullah SAW.

Seorang budak berkulit hitam ini menjadi salah satu budak yang mengumandakan azan pertama kalinya.

Sehingga, azan sampai sekarang ini masih tetap dilantunkan di mana mana sampai akhir zaman nantinya.

Azan merupakan pengingat ummat Islam untuk mendirikan sholawat wajib lima waktu tersebut.

Baca Juga: Jadwal PSIS Semarang vs Madura United di BRI Liga 1 Mundur, Ini Jadwal Terbarunya

Bilal bin Rabah adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW, yang ditugaskan untuk mengumandangkan adzan pertama kalinya dalam sejarah.

Namun, siapa sangka, dia dulunya adalah sorang budak berkulit hitam legam dari Habsyah (Ethiopia) yang dilahirkan di Mekkah sekitar 43 tahun sebelum Hijriah dari pasangan Rabbah dan Hamamah.

Bilal bin Rabah menjadi seorang muslim yang ia masih menjadi seorang budak. Saat sang majikannya tahu, dia disiksa setiap hari untuk meninggalkan agama Islam.

Baca Juga: Surat Al Zalzalah Ayat 1-8 Lengkap Beserta Latin & Terjemahannya!

Baca Juga: Surat Al Alaq Ayat 1-19 Lengkap dengan Latin & Terjemahannya!

Bahkan, Abu Bakar As-Shiddiq melihat Bilal dihukum oleh majikannya bernama Umayyah di tengah padang pasir di bawah panasnya matahari dan lehernya pun dalam keadaan diikat.

Dikutip Semarangku dari Laman You Tube Hidayah Ilahi Official, Bilal ditelantangkan menghadap matahari dan dadanya di letakkan batu yang besar sampai napasnya terasa sesak.

Melihat hal tersebut, Abu Bakar As-Siddiq membelinya dari Umayah dan dibawa ke rumahnya untuk dirawat. Kemudian, Abu Bakar memerdekakan Bilal bin Rabah layaknya manusia pada umumnya.

Baca Juga: Surat Al Bayyinah Ayat 1-8 Lengkap Beserta Latin dan Terjemahannya

Baca Juga: Surat Al Insyirah Ayat 1-8 Lengkap Beserta Latin dan Terjemahannya

Sejak itulah, Bilal selalu berada di dekat Rasulullah SAW. Bahkan, Bilal ikut berhijrah bersama Rasulullah ke kota Madinah. Tempat tinggalnya pun tidak jauh dari tempat tinggal Rasulullah.

Bilal menjadi Ahlul Suffah di emperan masjid Nabawi bersama para sahabat Nabi. Sementara, Rasulullah berada di sebuah bilik yang masih menyambung pada masjid Nabawi.

Selain itu, dia selalu menjaga Rasulullah ke mana pun dan di mana pun, bahkan dalam keadaan peperangan atau dalam keadaan shalat.

Baca Juga: Tragedi 10 Sura, Kisah Pembunuhan Husein bin Ali, Cucu Kesayangan Nabi

Baca Juga: Amalan Malam 10 Sura, Baik untuk Dilakukan!

Untuk mengetahui awal waktu shalat, umat Islam  saat berkumpul terlebih dahulu. Pernah juga mencari alternatif lainnya seperti meniupkan terompet dan lonceng. Namun, hal tersebut tidak terwujud, sebab menyerupai tradisi kaum Yahudi dan Nasrani.

Akhirnya, sahabat Abdullah bin Zaid menawarkan kepada Rasulullah SAW agar panggilan yang baik, yaitu empat kali seruan Allahu Akbar, dua kali seruan Asyhadu allaa illaaha illallaah, dua kali seruan  Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, dua kali seruan Hayya 'alashshalaah , dua kali seruan Hayya 'alalfalaah, lalu Allahu akbar Allahu Akbar Laa ilaaha illallaah.

Kemudian, Rasulullah menyetujui pendapat Abdullah dan mempercayakan Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan adzan. Sebab, Bilal memiliki suara yang bagus dan begitu syahdu.

Baca Juga: Surat Al Qodr Ayat 1-5 Arab Lengkap dengan Latin dan Tejemahannya

Baca Juga: Surat Al Kautsar ayat 1-3 Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya

Maka, Bilal pergi ke tempat yang tinggi di dekat masjid Nabawi, ia mengumandangkan adzan pertama kalinya dalam sejarah Islam dengan suara yang lantang dan merdu.

Namun, saat Rasulullah wafat, Bilal tidak sanggup untuk mengumandangkan adzan seperti biasanya. Sebab, pada lafaz Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, air matanya bercucuran sehingga menurutnya tidak kuasa melanjutkan azan.

Dirinya mengatakan, pada lafaz tersebut, kenangan lamanya bersama Rasulullah muncul seketika.

Baca Juga: Surat Quraisy ayat 1-4 Beserta Terjemahan dan Bacaan Latin

Baca Juga: Surat At Takatsur Ayat 1-8 Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya

Kemudian, Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq mengizinkan Bilal untuk tidak mengumandangkan adzan dan menyuruhnya pergi dari Madinah. Bilal pun pergi meninggalkan kota Madinah menuju kota Syam menaiki unta.

Berbulan-bulan Bilal berada di Syam. Sampai suatu malam, dia bermimpi bertemu Rasulullah seraya berkata.

“Alangkah keringnya hatimu, Wahai Bilal. Alangkah gersangnya hatimu, Wahai Bilal. Sudah lama kau tidak mengunjungiku. Sudah lama kau tidak bersumpah denganku. Tidak adakah rasa rindumu terhadapku wahai bilal?”

Baca Juga: Surat Al Maun Ayat 1-7 Arab Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya

Baca Juga: Surat Al Ashr Ayat 1-3 Arab Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya

Lalu, Bilal terbangun dari mimpinya dan menangis sangat keras. Kemudian, saudara-saudara bilal menyuruhnya untuk berziarah ke makam Rasulullah. Dia pun mengambil untanya dan melanjutkan perjalanan dengan derai air mata.

Sesampainya di makam Rasulullah, dia pun bersimpuh dan mengatakan kerinduannya. Saat itulah, Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq menepuk pundak Bilal dan membujuknya untuk melantunkan adzan kembali. Bilal pun menyetujui permintaan Abu Bakar.

Bilal bin Rabah pun menaiki mimbar dan mengumandangkan adzan. Para jamaah pun menangis termasuk juga Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq.

Baca Juga: Surat An Nasr 1-3 Arab Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya

Baca Juga: 3 Doa yang Harus Dibaca Ketika Kamu dalam Kesulitan

Kemudian, sampailah pada lafaz Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah Rasulullah Bilal pun jatuh pingsan. Ketika ia tersadar, lalu mengatakan.

“Lanjutkan adzannya. Aku tidak mampu. Lanjutkan adzannya, aku tidak tahan. Aku tidak bisa,” kata Bilal. Hal inilah adzan terakhir dari sosok Bilal bin Rabah.

Menurut sejarah, Bilal bin Rabah wafat pada tanggal 20H/640M sebab wabah penyakit yang terbesar kala itu. Bilal dimakamkan di pemakaman Bab al-Saghir, Damaskus, Suriah. ***

Editor: Sauqi Romdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x