Sikap itulah yang disebut dengan kaya versi tasawuf.
“Yang membuat nggak nikah-nikah itu nafsumu. Mengharap istri yag cantik, nasabnya baik, ekonominya bagus. Yang membuat tidak menikah itu nafsu, karena selera,” kata Gus Baha seperti yang dikutip SEMARANGKU dari YouTube NGAJINU TV.
Gus Baha menganalogikan menikah dengan keinginan menjadi Kyai.
Menurut Gus Baha, menjadi Kyai itu yang pening mengajar agama. Tidak perlu mempunyai Pesantren yang besar.
Mengajar ngaji di Musholla, menjadi imam walaupun jama’ah masih sedikit itu pun sudah bisa dikatakan Kyai.
“Pokoknya semua itu ikhlas,” kata Gus Baha.
Jika semua hal hanya menuruti hawa nafsu, maka akan berantakan. Sama halnya dengan menikah.***