Mengapa Bulan Muharram Sebagai Bulan Pertama Tahun Hijriyah, Tahukah Anda, Ini Lho Riwayatnya

- 10 Agustus 2021, 20:45 WIB
Mengapa Bulan Muharram Sebagai Bulan Pertama Tahun Hijriyah, Tahukah Anda, Ini Lho Riwayatnya
Mengapa Bulan Muharram Sebagai Bulan Pertama Tahun Hijriyah, Tahukah Anda, Ini Lho Riwayatnya /Unsplash/Adli Wahid

SEMARANGKU - Tahun Baru Islam atau 1 Muharram merupakan bulan pertama di tahun Hijriyah.
 
Muharram sendiri artinya yang diharamkan atau pantangan, penamaan Muharram disebabkan karena pada bulan ini dilarang perang.
 
Bulan Muharram termasuk empat bulan yang dihormati, dimuliakan atau disebut Asyhurul Hurum.
 
 
Selain bulan Muharram terdapat tiga bulan di tahun Islam yang dimuliakan yakni bulan Rajab, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah.
 
Umat Muslim setiap tahunnya merayakan Tahun Baru Hijriyah pada 1 Muharram. Di mana Tahun Islam yang dihitung ketika awal pertama kali Nabi Muhammad SAW hijrah ke kota Madinah.
 
Namun, Bukankah Nabi Muhammad SAW sampai di kota Madinah tepat pada bulan Rabiul Awwal. Mengapa bulan Muharram ditetapkan sebagai bulan pertama Tahun Hijriyah.
 
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh imam Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam kitab Fathul Bari:
 
 
"Dan sungguh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat mengakhirkannya di tanggal hijrah dari yang seharusnya bulan Rabiul Awwal ke bulan Muharram, karena sesungguhnya permulaan tekad untuk hijrah itu di bulan Muharram. Ketika itu baiat (janji setia kepada Nabi Muhammad SAW) sudah terjadi di tengah bulan Dzulhijjah. Dan ini pendahuluan adanya niat hijrah pada bulan Muharram. Karena itu bulan Muharram dijadikan sebagai penisbatan awal tahun Hijriyah."
 
Ini merupakan pendapat yang kuat, makan sahabat Umar bin Khattab dan sahabat lainnya sepakat menetapkan bulan Muharram sebagai awal Tahun Hijriyah.
 
Hal inilah yang mendasari alasan mengapa bulan Muharram ditetapkan sebagai bulan di awal tahun Hijriyah. Yaitu, karena tekad awal hijrah itu sudah berawal di bulan Muharram. 
 
Namun, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat sampai di kota Madinah baru di bulan Rabiul Awwal. Meskipun Nabi Muhammad SAW dan para sahabat baru sampai di bulan Rabiul Awwal.
 
Tetapi sebab niat dan tekad hijrah itu sudah muncul setelah baiat di bulan Dzulhijjah. Kemudian berlanjut dengan kuat awal bulan Muharram. Maka, bulan Muharram ditetapkan sebagai bulan pertama Tahun Hijriyah. 
 
Masyarakat Jawa, menyebut bulan Muharram sebagai bulan Suro. Konon, penamaan bulan Muharram dalam kalangan masyarakat Jawa karena diambil dari kata Asyura, yaitu tanggal 10 Muharram sebagai momen sakral di hari itu.Jadi, dinamakan bulan Suro karena pada bulan tersebut terdapat hari Asyura.
 
Sementara melalui pengumuman yang disampaikan Kementerian Agama memastikan Tahun Baru Islam 1443 Hijriyah atau 1 Muharram di Indonesia untuk tahun 2021 yang jatuh pada 10 Agustus tetap sebagai awal bulan Muharram.
 
Sedangkan hari libur Tahun Baru Islam 1443 Hijriyah digeser pada 11 Agustus 2021. Adapun perubahan ini tertuang dalam SKB atau surat keputusan bersama Menteri Agama (Menag), Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) nomor 712, 1, dan 3 tahun 2021 tentang perubahan kedua atas hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2020.
 
Kamaruddin menjelaskan, kebijakan ini bagian dari upaya pencegahan dan penanganan dan antisipasi penyebaran klaster baru Covid-19.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah