Gus Baha : Mensifati Dunia Sebagai Ladang Akhirat, Bersyukur dengan Segala Kenikmatan yang Allah SWT Berikan

24 Maret 2023, 15:05 WIB
Gus Baha : Mensifati Dunia Sebagai Ladang Akhirat, Bersyukur dengan Segala Kenikmatan yang Allah SWT Berikan /Berita Bantul/

 

SEMARANGKU - Gus Baha mengatakan kita harus mensifati dunia sebagai ladang akhirat, dan bersyukur dengan segala macam kenikmatan yang Allah SWT berikan.

Gus Baha menjelaskan jika sesuatu itu baik, mengarahkan kita menuju ketaatan kepada Allah SWT, maka disebut dunia itu ladangnya akhirat.

Gus Baha mengingatkan inilah status yang seharusnya dipakai umat muslim, dunia adalah ladang untuk meraup pahala sebanyak mungkin sebelum menuju ke akhirat.

Menurut Gus Baha bukan dunia tempatnya maksiat, yang dimaksud dengan dunia disini adalah sesuatu yang melalaikan dari mengingat akhirat, sesuatu yang murahan, enteng, dan mendahulukan nafsu. 

Baca Juga: Mengapa Wudlu Suami Batal Jika Sentuh Istri? Ini Penjelasan Gus Baha tentang Mahram

Imam ghazali pernah mengatakan jika kamu merasa penat dan tidak punya kenikmatan dalam hidup, pergilah ke kuburan. Dan yakinlah semua yang pernah mati, keinginannya cuma satu, ingin kembali ke dunia dan memperbaiki amal-amalnya.

Berarti dunia adalah segala-galanya bagi orang yang sudah meninggal, dan kamu menyadari bahwa kita masih di dunia.

Kita punya apa yang diimpi-impikan oleh para orang yang sudah berpulang duluan di seluruh dunia.

Itu mengapa banyak Nabi dan Rasul, serta orang-orang saleh zaman dahulu berdoa untuk minta dipanjangkan umur.

Karena makna dunia dalam pandangan mereka adalah Ad-dunya mazra'atul akhirah, dunia adalah ladang akhirat.

Namun, ada juga wali-wali yang berdoa, ”Ya Allah, jika sebaiknya saya mati, mati saja.”

Karena dunia dalam pandangan mereka sudah tergambar sebagai dunia yang arogan, murahan, dan sudah tidak jelas.

Maka dunia punya 2 makna sekaligus, yaitu dunia sebagai ladang akhirat dan dunia sebagai ladang maksiat.

Jika dunia adalah ladang akhirat maka nikmati sebanyak-banyaknya, sedangkan jika dunia ini masih menjadi ladang maksiat, maka jadikan dunia sebagai tempat tobat.

Akhirat hanya mereferensi dunia, akhirat sebagai efek segala perbuatan kita di dunia.

Sesuatu yang berorientasi akhirat dan menjadikan kamu nyaman dalam ketaatan kepada Allah hingga ke akhirat, itu lebih baik ketimbang dunia.

Ada sebuah hadits populer riwayat dari 'Aisyah r.a, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, 

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

"Dua rakaat fajar lebih baik daripada dunia seisinya."

Gus Baha menerangkan maknanya adalah di akhirat nanti, sujud dalam sholat kita selama di dunia akan lebih berharga, dibandingkan semua harta di dunia.

Baca Juga: Tentang Amal dan Surga, Gus Baha: Masuk Surga itu Karena Rahmat Allah, Bukan sebab Amal Ibadah Manusia

Gus Baha juga mengingatkan agar selalu mensyukuri nikmat Allah SWT selama di dunia, tidak bisa seseorang mengatakan, “Tidak apa-apa aku susah, sedih di dunia, yang penting senang di akhirat.”

Jika mensifati dunia dengan penuh kesedihan dan kesulitan berarti tidak ridho kepada Allah SWT. Selama ini diberi nikmat hidup, bisa makan, dapat rezeki berarti tidak bersyukur kepada Allah SWT.

Sehingga Gus Baha mengatakan penting bagi seorang muslim untuk mensifati dunia sebagai ladang akhirat, agar pandai bersyukur atas nikmat dari Allah SWT.***

Editor: Fitriyatur Rosidah

Tags

Terkini

Terpopuler