SEMARANGKU - Buya Yahya mengingatkan untuk berbuat baik pada tetangga.
Buya Yahya menjelaskan berbuat baik tidak perlu menunggu ketemu orang baik.
Jika tetangga minta tolong, Buya Yahya meminta untuk segera menolongnya jika Anda mampu.
Baca Juga: Buya Yahya Menyampaikan Bahwa Jimat Tidak Melanggar Syariat, Asalkan?
Dalam pengajian kali ini, Buya Yahya bercerita tentang pentingnya berbuat baik pada tetangga.
Walaupun tetangga tersebut hanya datang saat ada maunya tetapi cuek saat tidak membutuhkan, tetaplah ulurkan tangan Anda jika mampu.
“Anda ingin membantu saudara. Setan ga suka kalau Anda membantu dia. Ini adalah godaan setan,” kata Buya Yahya.
Ketika Anda berbuat baik, setan akan menggoda Anda. Jika Anda tidak tergoda, maka yang digoda adalah orang lain yang akan Anda bantu.
Baca Juga: Hukum Rebo Wekasan dalam Islam, Buya Yahya: Baca Yasin, Doa, Sedekah Itu Amalan Sah
Intinya adalah agar Anda merasa kecewa dengan sikap tetangga tersebut sehingga Anda tidak lagi mau untuk membantunya.
“Jangan dengarkan. Tetaplah berbuat baik padanya. Anda berbuat baik karena Allah,” Buya Yahya mengingatkan.
Ketika membantu sesama, jangan mencari ucapan terima kasih, karena Anda sendiri yang akan rugi.
Jika Anda membantu orang yang mana dia cuek dan egois, ini adalah ujian untuk Anda. Apakah Anda tulus atau tidak.
Tingkatan keikhlasan dalam membantu sesama bisa dilihat dari dua hal berikut ini:
-
Berbuat baik pada orang yang berbuat jahat.
-
Jangan berharap orang lain bersikap sesuai dengan apa yang Anda inginkan. Karena setiap orang mempunyai latar belakang dan kebiasaan yang berbeda-beda.
Dalam ilmu ikhlas, sebaiknya jangan menuntut orang untuk menjadi seperti Anda. Lapangkanlah hati Anda.
“Sama seperti Anda punya ayam. Pernah pas ngasih makan ayam dipatuk. Apakah marah? Pasti besok Anda kasih makan ayam lagi. Maka ke orang lain juga harus bisa seperti itu,” kata Buya Yahya lagi.
Sedekah Anda harus tetap berjalan untuk siapapun yang membutuhkan.
“Kebaikan yang sesungguhnya bukan baik pada orang yang baik saja, tapi berbuat baik pada orang yang tidak baik pada kita. Inilah pangkat tertinggi,” ucap Buya Yahya mengakhiri pengajian. ***