Network
SEMARANGKU - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menyaksikan tes peluncuran rudal balistik bersama putrinya, dan menyerukan agar negara tersebut bersiap untuk meluncurkan serangan nuklir kapanpun untuk mencegah perang.
Media berita negara, KCNA memberitakan Kim menuduh AS dan Korea Selatan bersama-sama mengembangkan latihan militer yang melibatkan aset nuklir AS.
Pernyataan Kim keluar setelah Korea Utara melakukan latihan, yang bertujuan untuk memperkuat pencegahan perang dan kemampuan serangan balik nuklir, pada hari Sabtu dan Minggu untuk mengirim peringatan keras terhadap negara sekutu tersebut.
Di dalam latihan, sebuah rudal balistik dilengkapi dengan hulu ledak nuklir tiruan, terbang sejauh 800 km (497 mil) sebelum mengenai target di ketinggian 800 m (0,5 mil) di bawah skenario serangan nuklir taktis.
Baca Juga: Tak Kunjung Usai, Berikut Penyebab Kasus Bullying di Korea Selatan Kembali Terjadi
Kim Jong Un yang mengawasi tes tersebut mengatakan latihan berguna untuk meningkatkan kemampuan militer untuk perang yang sesungguhnya.
Kim juga menegaskan pentingnya memastikan kesiapan militer untuk setiap "serangan balik nuklir langsung dan luar biasa" melalui latihan semacam ini.
“Situasi sekarang, dimana lawan lebih semakin jelas dalam gerakan mereka untuk melakukan agresi terhadap Korea Utara, mendesak Korea Utara untuk memperkuat pencegahan perang nuklirnya secara eksponensial," ujar Kim Jong Un yang dikutip oleh KCNA.
Baca Juga: Warga Korea Utara Geram dengan Kehadiran Putri Kim Jong Un, Ini Alasannya
Kim menambahkan bahwa kekuatan nuklir Korut akan siap menghalangi, mengontrol, dan mengelola gerakan dan provokasi sembrono musuh, dengan kesiapan perangnya yang tinggi, dan menjalankan misi penting tanpa ragu-ragu, jika terjadi situasi yang tidak diinginkan.
Korea Selatan dan Jepang memberitakan peluncuran rudal balistik jarak pendek Korea Utara di lepas pantai timur pada hari Minggu, 19 Maret 2023.
Peluncuran senjata nuklir ini merupakan yang terbaru dari serangkaian uji coba rudal Korut dalam beberapa pekan terakhir.
Korea Utara bereaksi keras terhadap latihan militer gabungan Korea Selatan-AS, menyebut mereka latihan untuk invasi melawannya.
2 negara sekutu tersebut telah melakukan banyak latihan tahunan bersama sejak awal bulan ini, termasuk latihan udara dan laut pada hari Minggu, 19 yang melibatkan pesawat pengebom strategis Rockwell B-1 Lancer AS.
Angkatan laut dan korps marinir AS dan Korea Selatan, akan memulai latihan skala besar pertama mereka dalam lima tahun terakhir, yaitu latihan pendaratan kendaraan tempur amfibi Ssangyong, pada hari Senin, 20 Maret hingga 3 April 2023.
KCNA melaporkan 1,4 juta warga Korea Utara siap secara sukarela bergabung atau mendaftar kembali di militer, untuk berperang melawan Seoul dan Washington.
Jumlah ini naik dari angka dua hari yang lalu, sebelumnya KCNA memberitakan sekitar 800.000 warga Korut bersedia bergabung ke dalam satuan militer Korut.***
