Kepala Stasiun Larissa Ditahan Setelah Tabrakan Dua Kereta Api Tewaskan 57 orang di Yunani

- 8 Maret 2023, 18:30 WIB
Kepala Stasiun Larissa Ditahan Setelah Tabrakan Dua Kereta Api Tewaskan 57 orang di Yunani/
Kepala Stasiun Larissa Ditahan Setelah Tabrakan Dua Kereta Api Tewaskan 57 orang di Yunani/ /Alexandros Avramidis/Reuters

SEMARANGKU - Kepala stasiun kereta api Larissa ditahan pada Minggu, 5 Maret 2023 setelah kecelakaan maut antara dua kereta yang bertabrakan di luar kota Larissa, Yunani  merenggut 57 nyawa.

Kepala stasiun Larissa tersebut bertugas pada sore hari, dan mengaku ikut bertanggung jawab atas kecelakaan kereta api terburuk di sejarah Yunani itu.

Pria berumur 59 tahun yang dibawah hukum Yunani tidak bisa disebutkan namanya, menghadapi berbagai tuntutan hukum, yaitu mengacaukan transportasi dan membahayakan nyawa orang lain. 

Baca Juga: Korea Selatan Putuskan Perusahaan Korea akan Bayar Upah Kerja Paksa di Zaman Penjajahan Jepang 

Ia diinterogasi selama 7 jam di hadapan hakim sebelum ditahan pada hari Minggu. Pengacaranya, Stefanos Pantzartzidis mengatakan kliennya merasa terpukul dan akan bertanggung jawab sesuai bagiannya, tetapi ia mengisyaratkan faktor-faktor lain juga punya peran penting, tanpa menjelaskan lebih jauh.

“Dia terpuruk dan hancur, sejak pertama dia telah memikul tanggung jawab untuk bagiannya.” Ucap Pengacara Stefanos Pantzartzidis di luar pengadilan.

Nikos Trouridis, mantan masinis yang telah pensiun, mengatakan kelalaian manusia tidak menjelaskan semua hal yang terjadi.

Baca Juga: Israel Kembali Serang Suriah, Bandara Aleppo Lumpuh Ketegangan dengan Iran Meningkat

“Kepala stasiun membuat kesalahan, dia mengakuinya, tapi harusnya ada mekanisme keamanan untuk mencegahnya.” kata Nikos.

Serikat pekerja kereta api mengatakan sistem keselamatan di seluruh jaringan kereta api telah rusak selama bertahun-tahun, karena sistem pengawasan dan sinyal jarak jauh tidak dikirim tepat waktu. 

Mereka telah menyeru pada pemerintah untuk memberikan jadwal penerapan protokol keselamatan.

Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis yang sebelumnya menyalahkan kelalaian manusia sebagai penyebab kecelakaan tragis ini, juga mengakui pengabaian sistem selama berdekade juga berkontribusi pada peristiwa tersebut.

“Sebagai Perdana Menteri, saya berhutang pada semua orang, terutama keluarga korban sebuah permintaan maaf. Keadilan akan cepat ditegakkan, investigasi tragedi dan menentukan siapa yang bertanggung jawab.” tulis Mitsotakis di akun Facebook-nya.

Mitsotakis juga mengatakan jika ada sistem jarak jauh yang dipasang, di seluruh jaringan kereta api "dalam praktiknya, kecelakaan itu tidak mungkin terjadi".

Yunani menjual pengoperasian kereta api TRAINOSE kepada perusahaan Italia Ferrovie dello Stato Italiane, saat krisis panjang menghantam negara itu pada tahun 2017.

Perusahaan Italia itu bertanggung jawab untuk penumpang dan kargo, dan OSE, perusahaan di milik Yunani bertanggung jawab untuk infrastruktur.

Demo warga Yunani menuntut perubahan sistem kereta api

Penduduk Yunani yang diliputi kemarahan menggelar demo besar-besaran di Athena, ibukota Yunani.

Kemarahan mereka tertuju pada pemerintah dan perusahaan kereta api. Para pengunjuk rasa melempar batu ke kantor perusahaan kereta di Athena. 

Demo berhari-hari mewarnai Yunani, hingga pada hari Minggu, 5 Maret 2023, sekitar 10.000 orang berkumpul di Athena untuk mengungkapkan simpati pada keluarga korban dan menuntut standar keamanan yang lebih baik pada sistem kereta api.

“Kejahatan ini tidak akan dilupakan.” teriak para pendemo seraya melepaskan puluhan balon hitam sebagai simbol duka cita ke langit.

Para pengunjuk rasa juga membawa plakat yang bertuliskan “Kebijakan mereka mengorbankan nyawa manusia.”

Unjuk rasa ini diwarnai bentrokan antara para pendemo dengan polisi. Massa yang melempari polisi dengan bom bensin, dibalas dengan tembakan gas air mata di pusat kota Athena.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x