SEMARANGKU – Saat ini, gempa di Turki dan Suriah sudah menelan lebih dari 5.000 korban jiwa.
Pada senin pagi, gempa bermagnitudo 7,8 SR mengguncang Turki dan Suriah. Kemudian disusul gempa susulan beberapa jam kemudian.
Bangunan hancur, rumah sakit runtuh dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal akibat gempa.
Cuaca yang sangat dingin juga menghambat pencarian para korban gempa yang terjebak.
Baca Juga: Hari Kedua Gempa Turki-Suriah, Ujian bagi Korban Selamat : Lapar dan Basah di Tengah Cuaca Beku
Gempa di Turki dan Suriah ini disebut sebagai yang terbesar sejak gempa di Atlantik Selatan pada tahun 2021.
Warga yang selamat juga merasakan kesulitan akibat gempa.
Para warga terpaksa harus hidup tanpa aliran listrik dan juga bahan bakar.
Di suatu kawasan, seluruh keluarga berkumpul mengelilingi api dan menggunakan selimut untuk merasa hangat.
Para relawan dan tim penyelamat sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi cuaca dingin menghambatnya.
Sedangkan masih banyak orang yang menunggu untuk diselamatkan di bawah reruntuhan bangunan.
Para pejabat juga mengkhawatirkan keadaan Suriah yang terkena gempa.
Suriah yang sudah dilanda perang saudara selama hampir 12 tahun, harus berkutat juga dengan gempa.
Saat ini, korban jiwa di Suriah sudah mencapai lebih dari 1.600 orang.
Untuk saat ini, menurut Dubes RI untuk Suriah mengatakan tidak ada WNI yang terdampak gempa Turki dan Suriah ini.
“Petugas sudah mengunjungi rumah sakit di Aleppo dan Latakia, dan Alhamdulillah tidak ada laporan dari WNI yang terdampak.” Ujar Dubes RI untuk Suriah, Wajid Fauzi.***