Pendukung Bolsonaro Serbu Ibukota Brasil, Lula Geram Sebut NAZI Hingga Stalinis

- 9 Januari 2023, 17:05 WIB
Pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro memprotes Lula da Silva di luar Istana Planalto pada 8 Januari 2023.
Pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro memprotes Lula da Silva di luar Istana Planalto pada 8 Januari 2023. /REUTERS/Ueslei Marcelino/

SEMARANGKU - Sepekan usai Luiz Inacio Lula de Silva dilantik pada 1 Januari 2023 untuk mengumumkan intervensi keamanan di Brasil sampai akhir bulan ini, setelah terjadi kerusuhan massal.
 
Aksi vandalisme para pengunjuk rasa ke gedung Kongres Nasional Brasil sempat membuat pasukan keamanan nasional kewalahan pada hari Minggu waktu setempat.
 
Menurut berita lokal Globonews, diperlihatkan pasca aksi pengunjuk rasa menerobos istana Kepresidenan dan Kongres Nasional mengalami kerusakan parah, dunia internasional pun mengecam tindakan vandalisme itu.
 
Tidak ada tanggapan langsung dari Jair Bolsonaro, sejak kalah dalam pemilu Brasil pada bulan Oktober 2022. Dia terbang ke Florida, AS atau 2 hari sebelum mandatnya berakhir, juga tidak terlihat menghadiri pelantikan Luiz Inacio Lula de Silva.
 
 
Kekerasan di ibukota Brasilia dapat memperbesar risiko hukum yang dihadapi Bolsonaro. Itu juga membuat pusing otoritas pemerintah AS saat mereka memperdebatkan masa tinggalnya di Florida.
 
Bahkan dalam tayangan televisi lokal menunjukkan pengunjuk rasa juga membobol gedung Mahkamah Agung, dan meneriakkan slogan serta menghancurkan furnitur. Media lokal memperkirakan sekitar 3.000 orang terlibat.
 
 
Presiden Brasil terpilih, Luiz Inacio Lula de Silva meninjau lokasi kejadian dengan dikawal ketat oleh personel keamanan.
 
Dilansir dari Reuters, Presiden terpilih Lula mengatakan bahwa aksi vandalisme ini bisa disebut fanatik NAZI, Stalinis, dan Fasis yang belum pernah terjadi dalam sejarah Brasil.
 
"Para perusak ini, yang bisa kita sebut Nazi fanatik, Stalinis fanatik ... fasis fanatik, melakukan apa yang belum pernah dilakukan dalam sejarah negara ini." ucap Presiden Brasil Lula.
 
Luiz Inacio Lula de Silva pun menegaskan untuk otoritas keamanan usut tuntas dan mereka harus dihukum karena melakukan aksi yang merugikan ini.
 
"Semua orang yang terlibat perusakan ini harus ditemukan dan mereka akan dihukum." tegas Presiden Lula.
 
Sebelum terjadi aksi vandalisme tersebut, hal ini disinyalir berkaitan dengan hasil pemilu ketat yang diselenggarakan pada bulan Oktober 2022. 
 
Bahkan jauh sebelum hari pemungutan suara berlangsung, kondisi di Brasil sudah tidak kondusif pada medio Agustus tahun lalu. 
 
Jair Bolsonaro yang diusung partai Liberal sekaligus Presiden Brasil petahana ini bersaing ketat dengan oposisi Luiz Inacio Lula de Silva dari partai Buruh sejak putaran pertama.
 
Saat putaran pertama keduanya memperoleh masing-masing Luiz Inacio Lula de Silva meraih 48,43 persen suara, sedangkan Jair Bolsonaro meraih 43,20 persen suara.
 
Dari total pemilih sekitar 156 juta, pemilu putaran kedua pun dilangsungkan dengan hasil Luiz Inacio Lula de Silva meraup suara 50,90 persen, sementara Bolsonaro meraih 49,10 persen suara.
 
Hasil pemilu Brasil 2022 tersebut membuat Luiz Inacio de Lula ungguli pesaing terkuat Jair Bolsonaro, sekaligus menjadi kemenangan pertama dari Presiden petahana.
 
Luiz Inacio Lula de Silva atau akrab dipanggil Lula menjadi Presiden ke-39, serta kali ketiga menjabat sebagai orang nomor satu Brasil. 
 
Sebelumnya, Lula pernah menjabat sebagai Presiden Brasil dalam dua periode 2003-2007 dan 2007-2011 menggantikan Fernando Henrique Cardoso.
 
Diketahui masa jabatan Presiden di negara Republik Federasi Brasil adalah empat tahun dalam satu periode. Dan, dapat dipilih kembali dalam masa satu periode berturut-turut.
 
Sejarah mencatat bahwa sistem presidensial di Brasil terjadi pada tahun 1889, usai memproklamirkan dan mengubah sistem monarki menjadi republik, dan menurunkan kaisar Pedro II dari tahta setelah berkuasa 58 tahun.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x