KTT G7: Barat Inginkan Sanksi Turunkan Harga Minyak dan Gas Rusia, Kremlin Tidak Bergeming

- 27 Juni 2022, 20:05 WIB
KTT G7: Barat Inginkan Sanksi Turunkan Harga Minyak dan Gas Rusia, Kremlin Tidak Bergeming
KTT G7: Barat Inginkan Sanksi Turunkan Harga Minyak dan Gas Rusia, Kremlin Tidak Bergeming /REUTERS/Jonathan Ernst

SEMARANGKU – Pertemuan KTT G7 kini sedang berlangsung di Bovaria, Jerman yang membahas masalah pembatasan harga minyak Rusia.

Para pemimpin negara Barat dalan KTT G7 mengharapkan adanya penurunan harga jual minyak dan gas pipa Rusia yang dirasa mencekik menurut Kanselir Jerman.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, memimpin pertemuan KTT G7 membahas masalah pembatasan harga minyak dan gas pipa Rusia dengan masksud memangkas pendapatan Kremlin dan mengurangi tekanan inflasi di Barat

KTT G7 yang berlansung selama tiga hari ini akan berfokus pada diskusi tentang bagaimana mencari solusi masalah militer dan dampak ekonomi Rusia.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tiba di Jerman, WNI Sambut Meriah dengan Bendera Merah Putih Berebut Minta Foto

Pemimpin Barat mencari cara untuk memperketat wakil ekonomi dan militer di sekitar Presiden Rusia Vladimir Putin tanpa mengarah pada tumpahan bencana.

Termasuk juga mengenai reaksi balik di antara konsumen negara Barat dan kelaparan di tengah krisis pangan akibat berhentinya pasokan gandum.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa tujuan Vladimir Putin untuk memecah-belah NATO telah digagalkan oleh persatuan yang digalang negara Barat.

Kendatipun demikian, belum adanya langkah pasti dari Barat untuk memaksa Rusia mundur.

Bahkan rencana Amerika Serikat dan Inggris untuk melarang impor emas Rusia belum mendapat dukungan dari Uni Eropa sendiri.

Baca Juga: Kunjungi Rusia dan Ukraina Bawa Misi Penting, Jokowi: Perang Memang Harus Dihentikan

Perdana Menteri Italia, Mario Draghi optimes bahwa Rusia tidak ada pilihan lain selain menjual minyak dan gas pipa dengan harga yang ditetapkan oleh Barat.

Hal ini dibenarkan pleh Presiden Perancis, Emmanuel Macron.

Menurut Draghi, Rusia dalam waktu dekat tidak memiliki pasar jual dan hanya memilki alternatif menjual dengan harga yang ditentukan oleh Eropa atau tidak menjual sama sekali.

“Menempatkan batas atas harga bahan bakar fosil yang diimpor dari Rusia memiliki tujuan geopolitik serta ekonomi dan sosial,” katanya.

“Kami perlu mengurangi pendanaan kami ke Rusia. Dan kita perlu menghilangkan salah satu penyebab utama inflasi. Kita harus menghindari kesalahan yang dibuat setelah krisis 2008,” tambahnya lagi.

“Kita harus mengurangi dampak kenaikan harga energi, memberi kompensasi kepada keluarga dan bisnis dalam kesulitan, dan pajak perusahaan yang menghasilkan keuntungan luar biasa,” tuntasnya.

Hal ini sangat disetujui oleh Menteri Keuangan AS, Janet Yellen.

Produksi minyak Rusia telah jatuh di bawah tekanan sanksi, tetapi pendapatan per barelnya naik karena tingginya harga minyak secara global, kebalikan dari apa yang diinginkan para pemimpin barat.

Hingga saat ini pemerintahan Kremlin tetap berjalan sesuai kebijaksanaan Vladimir Putin ditengah banyak kecaman global.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah