Belum Ada Titik Temu Antara Rusia dan Ukraina, Presiden AS Joe Biden: Krisis Ini Masalah Global

- 24 Mei 2022, 17:38 WIB
Belum Ada Titik Temu Antara Rusia dan Ukraina, Presiden AS Joe Biden: Krisis Ini Masalah Global
Belum Ada Titik Temu Antara Rusia dan Ukraina, Presiden AS Joe Biden: Krisis Ini Masalah Global /REUTERS/Elizabeth Frantz

SEMARANGKU – Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa krisis Ukraina akibat invasi Rusia adalah masalah global yang meningkatkan pentingnya menjaga ketertiban internasional, integritas teritorial dan kedaulatan.

Krisis Ukraina telah memicu sejumlah tokoh negara termasuk Joe Biden untuk berkomentar bahwa ini bukan hanya perang antara Rusia dan Ukraina semata, namun telah menyeluruh ke masalah global.

Peliknya krisis antara Rusia dan Ukraina yang tidak kunjung usai menimbulkan perubahan global yang tidak bisa dihindari, begitu menurut Joe Biden.

Baca Juga: Starbucks Segera Tinggalkan Rusia, Ribuan Karyawannya Terancam PHK

Komentar Joe Biden ini disampaikan pada pembukaan pertemuan "Quad" para pemimpin Indo-Pasifik di Tokyo.  

"Ini lebih dari sekadar masalah Eropa. Ini masalah global," kata Joe Biden tentang krisis di Ukraina pada pertemuan Quad Amerika Serikat, Jepang, India, dan Australia.

"Hukum internasional, hak asasi manusia harus selalu dipertahankan di mana pun mereka dilanggar di dunia," katanya menambahkan.

Ada sebanyak 27 negara Uni Eropa yang menandalkan pasokan energy dari Rusia.

Hal ini membuat Kyiv beranggapan mereka tidak bergerak cepat menghadapi Rusia.

Kendatipun demikian negara UE tengah berjuang hebat untuk mengatasi kekurangan pasokan energy dari Rusia.

Baca Juga: Rusia Tetapkan Rubel Sebagai Alat Pembayaran Pasokan Gas, Jerman dan Italia Ikuti Kehendak Moskow

Seperti dengan cara menawarkan hingga 2 miliar euro ($2,14 miliar) kepada negara-negara tengah dan timur untuk menutupi kekurangan pasokan.

"Kami akan mencapai terobosan dalam beberapa hari," menteri ekonomi Jerman, Robert Habeck, mengatakan kepada penyiar ZDF.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Kremlin akan fokus pada pengembangan hubungan dengan China.

Hal ini karena hubungan ekonomi dengan Amerika Serikat dan Eropa terputus.

"Jika mereka (Barat) ingin menawarkan sesuatu dalam hal melanjutkan hubungan, maka kami akan mempertimbangkan secara serius apakah kami akan membutuhkannya atau tidak," katanya dalam sebuah pidato, menurut transkrip di situs web kementerian luar negeri.

"Sekarang Barat telah mengambil 'posisi diktator', hubungan ekonomi kita dengan China akan tumbuh lebih cepat."

Di lain pihak, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada hari Senin 23 Mei 2022 meminta sekutu Ukraina untuk menekan Moskow ke dalam pertukaran tahanan.

"Pertukaran orang - ini adalah masalah kemanusiaan hari ini dan keputusan yang sangat politis yang bergantung pada dukungan banyak negara," kata Zelenskiy dalam tautan video tanya jawab dengan penonton di Forum Ekonomi Dunia di Davos.

"Kami tidak membutuhkan prajurit Rusia, kami hanya membutuhkan tentara kami," kata Zelenskiy. "Kami siap untuk pertukaran bahkan besok,” tegasya.

Demikianlah informasi terkini terkait krisis di Ukraina akibat invasi Rusia yang menjadi masalah global.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x