Network
SEMARANGKU - Rusia mengandalkan bantuan China untuk meredam rentetan sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh Amerika dan sekutu Baratnya atas perang Rusia di Ukraina.
Rusia mengatakan pihaknya mengandalkan bantuan China untuk menahan sanksi ekonomi yang yang ditempatkan oleh negara-negara Barat atas perang di Ukraina.
Amerika Serikat (AS) memperingatkan China untuk tidak memberikan bantuan kepada Rusia yang sedang terkena sanksi ekonomi.
Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov mengatakan sanksi ekonomi telah membuat Moskow kehilangan akses ke $300bn dari $640bn dalam emas dan cadangan devisa, sehingga Rusia mengandalkan bantuan China.
“Kami memiliki sebagian dari cadangan emas dan valuta asing kami dalam mata uang China, dalam yuan. Dan kami melihat tekanan apa yang diberikan oleh negara-negara Barat pada China untuk membatasi perdagangan timbal balik dengan China,” ujar Siluanov, dikutip dari Al Jazeera.
Meskipun AS telah memperingatkan Beijing, Moskow tetap optimis dengan kemitraan Rusia-China.
“Tetapi saya pikir kemitraan kami dengan China akan tetap memungkinkan kami untuk mempertahankan kerja sama yang telah kami capai, dan tidak hanya mempertahankan, tetapi juga meningkatkannya di lingkungan di mana pasar Barat ditutup,” pungkasnya.
Negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada perusahaan dan sistem keuangan Rusia sejak melancarkan operasi militer ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
