INVASI SEDANG BERLANGSUNG! Ukraina Minta Turki Tutup Jalur Laut Hitam bagi Kapal-kapal Rusia

- 25 Februari 2022, 06:17 WIB
Ukraina Minta Turki Tutup Jalur Laut Hitam bagi Kapal-kapal Rusia
Ukraina Minta Turki Tutup Jalur Laut Hitam bagi Kapal-kapal Rusia /Tangkap layar postingan akun Instagram @vbodnarofficial

SEMARANGKU - Di tengah invasi yang sedang berlangsung, Ukraina meminta Turki menutup jalur Laut Hitam bagi kapal-kapal Rusia.

Permintaan Ukraina kepada Turki menutup jalur Laut Hitam bagi kapal-kapal Rusia disampaikan oleh Duta Besar Ukraina untuk Turki, Vasyl Bodnar.

Ukraina telah meminta Turki untuk menutup jalur Laut Hitam, yakni selat Bosphorus dan Dardanelles bagi kapal-kapal Rusia.

Baca Juga: PERANG DIMULAI! Rusia Serang Pertahanan Udara Ukraina, Landasan Pacu di Seluruh Negeri Diguncang Ledakan

Permintaan kepada Turki untuk menutup jalur Laut Hitam bagi kapal-kapal Rusia diutarakan saat Moskow mulai melancarkan invasi ke Ukraina.

Turki sebenarnya berada dalam posisi yang sulit.

Hal ini karena Ankara berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam dan memiliki hubungan baik dengan kedua negara tersebut.

Di bawah Konvensi Montreux 1936, Ankara memiliki kendali atas selat dan dapat membatasi jalur kapal perang selama masa perang atau jika terancam.

Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina Sebabkan Kepanikan di Kiev, Orang-orang Melarikan Diri Demi Keselamatan

“Kami menyerukan agar wilayah udara, Selat Bosphorus dan Dardanelles ditutup. Kami telah menyampaikan permintaan kami yang relevan kepada pihak Turki. Pada saat yang sama, kami ingin sanksi dikenakan di pihak Rusia,” ujar Duta Besar, Vasyl Bodnar pada konferensi pers di Ankara, dikutip dari Al Jazeera.

Tidak ada pernyataan langsung dari pemerintah Turki.

Ankara pada Kamis, 24 Februari 2022 menyarankan warganya di Ukraina untuk tinggal di rumah atau di tempat yang aman.

Serta menghindari bepergian setelah maskapai membatalkan penerbangan karena penutupan wilayah udara Ukraina.

Turki telah menentang sanksi terhadap Rusia, dan telah menyerukan NATO dan Rusia untuk mengurangi retorika mereka.

Erdogan mengatakan bulan lalu bahwa Turki siap untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk menghindari perang.

Namun, Ankara juga menggambarkan langkah-langkah Rusia melawan Ukraina sebagai tindakan yang tidak dapat diterima.

Sambil membangun kerja sama yang erat dengan Rusia di bidang pertahanan dan energi, Turki juga telah berinvestasi dalam industri pertahanan Ukraina.

Turki juga telah menjual drone canggih ke Ukraina dan menandatangani kesepakatan untuk memproduksi lebih banyak.

Awal bulan ini, enam kapal perang Rusia dan sebuah kapal selam transit di Selat Dardanelles dan Bosphorus ke Laut Hitam.

Moskow mengklaim bahwa hal tersebut adalah latihan angkatan laut di dekat perairan Ukraina.

Di bawah kesepakatan 1936, Turki memiliki kendali atas Bosphorus dan Dardanelles dan kekuatan untuk mengatur transit kapal perang angkatan laut.

Ini juga menjamin lalu lintas bebas kapal sipil di masa damai dan membatasi lintas kapal yang bukan milik negara yang berbatasan dengan Laut Hitam.

Pada masa perang, atau ketika terancam agresi, Turki berwenang menutup selat bagi semua kapal perang asing.

Itu juga dapat menolak transit untuk kapal dagang dari negara-negara yang berperang dengan Turki dan untuk membentengi selat jika terjadi konflik.

Semua negara non-Laut Hitam yang ingin mengirim kapal harus memberi tahu Turki 15 hari sebelumnya.

Sementara negara-negara Laut Hitam harus memberikan pemberitahuan delapan hari.

Pesawat sipil dapat transit di sepanjang rute yang diizinkan oleh pemerintah Turki.

Kesepakatan itu tidak berisi pembatasan perjalanan kapal induk, namun Ankara mengatakan pihaknya juga memiliki kendali atas hal itu.

Itulah Ukraina yang meminta Turki menutup jalur Laut Hitam bagi kapal-kapal Rusia, di tengah invasi yang sedang berlangsung.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah