SEMARANGKU - Tahanan Palestina ditangkap kembali setelah melarikan diri dari penjara Israel.
Setidaknya satu dari empat tahanan politik Palestina yang ditangkap kembali mengatakan dirinya mengalami pelecehan fisik dan mental.
Tahanan Palestina yang sebelumnya kabur itu mengalami penyiksaan oleh interogator Israel.
Pengacara Khaled Mahajneh dari tim pembela Komisi Urusan Tahanan Otoritas Palestina (PA) bertemu dengan kliennya Mohammed al-Ardah setelah dinas intelijen Israel mencabut larangan akses tahanan ke pengacara mereka lima hari setelah penangkapan kembali mereka.
Dilaporkan bahwa tahanan Palestina kekurangan makanan, tidur dan mengalami penyiksaan.
"Mohammed telah mengalami, dan masih menjalani, perjalanan penyiksaan yang sangat sulit," kata Khaled.
"Setelah sandarannya, Muhammad dibawa ke pusat interogasi Nazaret, di mana ia diinterogasi dengan cara yang sangat buruk," sambungnya.
"Ada sekitar 20 interogator intelijen di sebuah ruangan yang sangat kecil yang menanggalkan semua pakaiannya, termasuk pakaian dalamnya, dan memaksanya untuk tetap telanjang selama beberapa jam. Mereka memberinya selendang kemudian untuk menutupi alat kelaminnya, dan kemudian memindahkannya ke pusat interogasi Jalama," ungkapnya
engacara itu mengatakan pasukan Israel memukuli Mohammed selama penangkapannya.
Baca Juga: Apa Penyebab Konflik Israel dan Palestina yang Berkepanjangan hingga Saat Ini, Ini Penjelasannya
"Kepalanya dipukuli ke tanah dan dia sekarang terluka di atas mata kanannya. Dia belum menerima perawatan medis yang dia butuhkan sampai saat ini. Dia menderita luka dan goresan di sekujur tubuhnya,"
Menurut Khaled, Mohammed tidak diberi makanan sampai empat hari setelah ditangkap kembali, dan belum tidur selama lebih dari 10 jam karena putaran interogasi berturut-turut.
"Dia telah menjalani interogasi sepanjang waktu sejak Sabtu. Dia sedang diinterogasi pada larut malam dan dini hari," kata Khaled.***