Warga Yaman yang Kelaparan Incar Tangkapan Ikan dan Salahkan Ekspor atas Harga Mahal

- 8 September 2021, 07:30 WIB
Warga Yaman yang Kelaparan Incar Tangkapan Ikan dan Salahkan Ekspor atas Harga Mahal
Warga Yaman yang Kelaparan Incar Tangkapan Ikan dan Salahkan Ekspor atas Harga Mahal /PIXABAY/janeb13

SEMARANGKU – Warga Yaman yang kelaparan berusaha untuk mendapatkan ikan sebagai satu-satunya makanan yang mungkin mampu mereka beli.

Seperti salah satu warga Yaman, Ahmed al-Yafei yang berusaha membeli ikan dari nelayan dan menyadari bahwa ia tak mampu beli.

Warga Yaman mengatakan bahwa kenaikan harga atas bahan pangan merupakan sebuah bencana bagi mereka.

Baca Juga: Taliban Klaim Kemenangan di Provinsi Terakhir Afghanistan, Penduduk Ungkap Pasukan Taliban Agresif

Ketika datang ke Pelabuhan Aden yang berada di Yaman Selatan, Yafei yang ingin membeli ikan untuk keluarganya yang kelaparan pun harus pergi dengan tangan kosong.

Yafei dan warga Yamannya lainnya kini bahkan tak mampu membeli ikan, karena lonjakan harga dan harus menghadapi kelaparan.

“Harga satu kilogram ikan mencapai 7.000-80.000 riyal (Rp114.139),” ujar Yafei dikutip Semarangku melalui Reuters.

“Itu setara dengan harga daging merah. Ini bencana bagi kami!” lanjutnya.

Baca Juga: Tahanan Palestina Kabur, Penjaga Israel Justru Tertidur Saat Para Tahanan Pergi

Sebelum kenaikan harga, Yafei mengatakan bahwa ia mampu membeli ikan seharga 2000 hingga 3000 riyal.

Kini satu harga ikan kingfish bahkan mencapai 10.000 riyal atau setara dengan Rp568.773.

“Dulu kita beli ikan sekitar 2.000 riyal atau sampai 3.000 saat itu sangat mahal. Sekarang satu kilo kingfish bisa menjadi 10.000 riyal,” kata Yafei.

Riyal diperdagangkan sekitar 1.030 per dolar di pasar gelap, kurs yang banyak digunakan, dibandingkan dengan kurs resmi 580.

Warga Yaman pun menyalahkan kenaikan harga dan peningkatan inflasi makanan pada ekspor ikan ke negara tetangga, terutama Arab Saudi.

Sejumlah besar hasil tangkapan dari perairan kaya di Laut Merah dan Arab di lepas pantai Yaman selatan.

Tangkapan tersebut juga diekspor sebelum perang, tetapi riyal masih cukup kuat bagi sebagian besar penduduk lokal Yaman untuk makan ikan secara teratur.

Tapi jatuhnya riyal pada masa perang telah membuat ikan menjadi barang mewah yang mahal bagi mereka.

Selain itu, sebagian besar dari 29 juta orang Yaman sekarang dapat bertahan hidup hanya dengan beberapa bentuk bantuan kemanusiaan.

Nelayan lokal mengatakan harga ikan umumnya naik dua kali lipat karena melonjaknya harga bahan bakar.

Tak hanya itu, banyak nelayan yang lebih suka untuk mengirim hasil tangkapannya ke luar negeri dibandingkan menjualnya di Yaman.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah