China Marah! Uni Eropa Mencoba Jalin Hubungan Bilateral dengan Taiwan: Patuhi Prinsip Satu-China

- 4 September 2021, 08:30 WIB
 China Marah! Uni Eropa Mencoba Jalin Hubungan Bilateral dengan Taiwan: Patuhi Prinsip Satu-China/REUTERS/Jason Lee
China Marah! Uni Eropa Mencoba Jalin Hubungan Bilateral dengan Taiwan: Patuhi Prinsip Satu-China/REUTERS/Jason Lee /

SEMARANGKU – China dibuat marah setelah Uni Eropa melanjutkan rencana untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Taiwan. 

Rencana Uni Eropa yang menyiratkan Taiwan sebagai negara merdeka itu telah memicu kemarahan China.

Pemerintah Beijing memerintahkan Uni Eropa untuk mengikuti prinsip “satu-China” dan mengatakan rencana tersebut mengancam akan melanggar kebijakan diplomatik.

Baca Juga: China Dituding Ingin Ambil Alih Pangkalan Angkatan Udara di India dengan Memanfaatkan Pakistan

Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Eropa pada hari Rabu memberi lampu hijau Uni Eropa untuk mulai bekerja atas perjanjian investasi bilateral dengan Taiwan.

Parlemen juga menyarankan agar Uni Eropa mengganti nama kantor perdagangannya di Taipei sebagai “Kantor Uni Eropa di Taiwan”.

 

Prinsip satu-China dicetuskan pada tahun 1979 yang mengakui rezim komunis di Beijing sebagai satu-satunya pemerintah resmi China.

Presiden Xi Jinping telah menegaskan berkali-kali bahwa Taiwan sebagai provinsi China dan bukan negara pulau yang memisahkan diri.

Baca Juga: China Doktrin Murid-murid Mereka dengan Ideologi Politik Presiden Xi Jinping, Ada yang Tak Nyaman

“China mendesak badan-badan tertentu dan anggota Parlemen Eropa untuk mematuhi prinsip satu-China ketika menangani masalah terkait Taiwan,” tweet Xinhua News, dikutip dari Express 2 September 2021.

Xinhua News mengatakan misi China untuk Eropa mengklaim langkah itu secara serius melanggar prinsip satu-China.

“Langkah-langkah ini jauh melampaui lingkup kerja sama ekonomi dan perdagangan non-resmi yang normal dan pertukaran budaya antara Uni Eropa, negara-negara anggotanya dan Taiwan,” katanya.

“Ini pelanggaran serius terhadap prinsip satu-China dan melemahkan rasa saling percaya dan kerja sama antara China dan Uni Eropa,” sambungnya.

Anggota Partai Hijau Jerman, Reinhard Bütikofer mengatakan China mencoba untuk memblokir publikasi rancangan Parlemen Eropa tentang hubungan Uni Eropa-Taiwan.

Bütikofer mengklaim duta besar China untuk Uni Eropa melobi Presiden Parlemen Eropa David Sassoli mencoba menghentikan rencana memperkuat hubungan bilateral dengan Taiwan.

Anggota Parlemen Eropa dari Swedia, Charlie Weimers mengatakan Uni Eropa siap untuk meningkatkan hubungannya dengan Taiwan.

“Bekerja pada penilaian dampak, konsultasi publik dan latihan pelingkupan pada perjanjian bilateral dengan Taiwan dalam persiapan negosiasi untuk memperdalam hubungan ekonomi kita harus dimulai sebelum akhir tahun ini,” kata Weimers.

Rancangan Parlemen Eropa itu juga mengungkapkan keprihatinan besar atas tekanan, serangan, latihan, pelanggaran wilayah udara, dan kampanye disinformasi China terhadap Taiwan.

Taiwan menjadi mitra penting bagi Uni Eropa dan dengan terjalinnya hubungan itu akan mengatasi ketegangan dan melindungi demokrasinya.

Memanasnya hubungan China dengan Uni Eropa terjadi setelah Beijing menarik duta besarnya di Lithuania pada Agustus lalu.

Keputusan penarikan duta besar China itu menyusul pemerintah Lithuania yang mengizinkan Taiwan membuka kantor kedutaannya dengan nama “Kantor Perwakilan Taiwan” di ibu kota Vilnius.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah