Joe Biden Hadapi Mimpi Buruk Usai Ledakan di Bandara Kabul yang Tewaskan Tentara Amerika Serikat

- 27 Agustus 2021, 10:15 WIB
Joe Biden Hadapi Mimpi Buruk Usai Ledakan di Bandara Kabul yang Tewaskan Tentara Amerika Serikat
Joe Biden Hadapi Mimpi Buruk Usai Ledakan di Bandara Kabul yang Tewaskan Tentara Amerika Serikat /Instagram/@joebiden

SEMARANGKU – Presiden Joe Biden harus hadapi mimpi buruknya usai ledakan di bandara Kabul menewaskan beberapa pasukan tentara militer Amerika Serikat (AS).

Joe Biden dengan cemas telah berusaha untuk selesaikan proses evakuasi Amerika Serikat dari Afghanistan namun ia harus menghadapi skenario buruk lainnya.

Ledakan di bandara Kabul telah menewaskan sedikitnya 12 tentara Amerika dan melukai 15 lainnya.

Baca Juga: Bikin Geram! PM Israel Naftali Bennett Sebut Tidak Ada Negara Palestina Jelang Bertemu Joe Biden

Usai mengetahui ledakan bom di bandara Kabul tersebut, Biden diketahui telah berkumpul di Ruang Situasi Gedung Putih dengan penasihat militernya.

Biden telah mulai membahasa upaya evakuasi yang kacau pada Kamis pagi ketika ledakan terjadi di luar bandara Kabul.

Beberapa staf gedung putih pun diketahui hanya dapat berteriak putus asa ketika melihat jumlah korban dari tentara Amerika yang terus meningkat.

“Kami marah dan juga patah hati,” ujar Biden dikutip Semarangku melalui Reuters dalam sambutan pubilk pada Kamis malam.

Baca Juga: China Menganggap Joe Biden sebagai Bahan Tertawaan karena Asal Usul Covid-19

Biden telah bersumpah untuk memburu para penyerang dan menyebut pasuka yang tewas sebagai pahlawan.

“Mereka adalah bagian dari apa yang saya sebut sebagai tulang punggung Amerika,” ujar Biden.

“Mereka adalah tulang punggung Amerika yang terbaik yang ditawarkan negara ini,” lanut Biden.

Korban militer Amerika di Afghanistan merupakan kejadian pertama yang terjadi sejak Februari 2020 dan merupakan hari terburuk bagi pasukan Amerika di sana.

Beberapa kritikus menyalahkan evakuasi yang tergesa-gesa yang mengancam akan meninggalkan beberapa orang Amerika di Afghanistan.

Para pejabat Amerika mengatakan bahwa sekitar seribu orang Amerika akan tetap berada di Afghanistan usai kematian tentara Amerika di bandara Kabul.

“Ini adalah mimpi buruk yang kami takuti dan itulah sebabnya selama berminggu-minggu para pemimpin militer, intelejen dan kongres dari kedua belah pihak telah memohon kepada presiden untuk melawan Taliban,” ujar Senator Amerika dari Partai Republik Ben Sasse.

Kematian pasukan Amerika telah menjelaskan mengapa Biden membuat keputusan untuk menarik diri dan resiko keterlibatan yang diperpanjang di Afghanistan.

Ada risiko lain yang harus dihadapi Biden termasuk memburuknya perpecahan internal Partai Demokrat yang telah terjadi.

Hal tersebut dijelaskan oleh salah satu penasihat Biden yang tidak ingin disebutkan namanya.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah