Kerumunan orang yang putus asa yang berusaha melarikan diri dari pemerintahan Taliban telah mencoba mengakses bandara Kabul sejak Taliban berkuasa.
Sementara itu, AS dan sekutunya telah menerbangkan lebih dari 88.000 orang asing dan warga Afghanistan keluar dari bandara.
"Hitung mundur sudah berlangsung. As dan pasukan asing hanya memiliki waktu hingga Selasa untuk mundur dan penarikan mereka berarti mengakhiri penerbangan evakuasi," kata Charlotte Bellis.
"Sekarang, di luar bandara, ada kepanikan ketika orang-orang bergegas untuk melihat apakah mereka bisa mendapatkan beberapa penerbangan terakhir ini," katanya.
"Kami memahami AS dan Taliban memiliki kesepakatan dan Taliban hanya diizinkan untuk membiarkan orang-orang lewat di sini yang memiliki paspor asing, yang memiliki visa dan yang memiliki dokumen yang diverifikasi." sambungnya.
"Sementara itu, mereka berusaha mengendalikan kerumunan dan membuat orang kembali dan menghentikan mereka membanjiri daerah itu sehingga bus-bus ini dapat melewatinya. Bagaimana mereka melakukannya adalah dengan menembakkan senjata di udara, dengan menggunakan meriam air dan dengan memukuli orang." ucapnya.
Gedung Putih mengatakan Presiden AS Joe Biden diberi pengarahan tentang ancaman dari kelompok ISKP serta rencana darurat untuk evakuasi.
"ISIS-K adalah musuh bebuyutan Taliban, dan mereka memiliki sejarah saling bertarung," kata Biden.
"Tapi setiap hari kami memiliki pasukan di lapangan, pasukan ini dan warga sipil tak berdosa di bandara menghadapi risiko serangan dari ISIS-K." pungkasnya.***