Tetapi perbedaannya adalah desa ini menolak gaagasan pernikahan mewah.
Mereka telah menempatkan larangan langsung pada mahar atau mas kawin.
Baca Juga: Kisah Nyata, Pria Korea 10 Tahun Menimbun Berton-Ton Sampah Sebagai Mas Kawin Putranya
Mereka ingin kembali ke waktu yang lebih sederhana dan sesuai dengan tradisi Islam seperti yang telah diajarkan oleh Santo Sufi.
Sementara itu, mahar yang dibayarkan oleh keluarga pengantin wanita kepada pria telah lama menjadi bagian penting budaya India.
Suhail Rasool Mir, seorang peneliti sosiologi senior di University of Kashmir, menggambarkan bahwa sistem itu adalah fenomena sosiologis yang rumut dan menyebabkan penganiayaan barbar terhadap perempuan.
"Wanita yang masuk ke dalam pernikahan dengan mas kawin harus menghadapi banyak masalah fisik dan psikologis karena tuntutan yang dibuat oleh mertua mereka," kata seorang pria.
Sementara itu, menurut laporan 2019 ada 3.069 kasus kejahatan kekerasan yang dilaporkan terhadap perempuan, termasuk pemerkosaan, kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga di Kashmi.
Diyakini bahwa kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 hanya memperburuk situasi bagi perempuan di Kashmir.
"Ada banyak contoh korban mas kawin yang dibakar hidup-hidup atau dipukuli sampai mati," jelas Mir, sosiolog.***