PBB sendiri sedang mengevaluasi situasi keamanan di Afghanistan dan memindahkan beberapa staf ke ibukota Kabul.
Sementara itu, warga Afghanistan tidak menyangka bahwa kota mereka bisa jatuh secepat itu.
"Merekabenar-benar menjual kami,tidak ada perlawanan pemerintah," kata seorang warga perempuan dari Kandahar.
"Saya tidak pernah membayangkan bahwa Kandahar akan diambil dengan mudah," tambahnya.
Seorang saksi mata mengatakan bahwa Taliban mengeledah rumah-rumah warga.
Ratusan ribu warga Afghanistan telah meninggalkan rumah mereka di tengah kekhawatiran Taliban akan mengembalikan negara itu ke semacam pemerintahan brutal dan represif yang diberlakukan ketika terakhir berkuasa pada pergantian milenium.
Taliban sendiri pada saat itu menghilangkan hak-hak perempuan dan melakukan eksekusi publik.
PBB mengatakan bahwa hampir 250.000 warga Afghanistan telah dipaksa meninggalkan rumah sejak akhir Mei.
Menurut PBB, kebanyakan yang mengungsi adalah perempuan dan anak-anak.***