Dianggap Berbahaya, Korea Utara Peringatkan AS dan Korea Selatan Atas Latihan Militer

- 12 Agustus 2021, 16:10 WIB
Dianggap Berbahaya, Korea Utara Peringatkan AS dan Korea Selatan Atas Latihan Militer
Dianggap Berbahaya, Korea Utara Peringatkan AS dan Korea Selatan Atas Latihan Militer /KNCA via REUTERS.

SEMARANGKU - Korea Utara (Korut) memperingatkan Amerika Serikat (AS) atas latihan militer bersama Korea Selatan (Korsel).

Korut menganggap bahwa latihan militer antara AS dan Korsel adalah latihan invansi.

Korut memperingatkan adanya krisis keamanan yang dapat muncul karena latihan militer AS dan Korsel.

Baca Juga: 5 Film Kontroversial yang Dianggap 'Ganggu' Korut Turun Tangan untuk Berikan Ancaman ke Salah Satu Film

Pernyataan tersebut datang dari Kim Yong Chol, sehari setelah militer AS dan Korsel memulai pelatihan.

Kim Yong Chol sendiri adalah penjabat senior di Partai Buruh yang berkuasa dan bertindak sebagai utusan Kim Jong Un.

Kim Yo Jong, saudari pemimpin Korut, Kim Jong Un juga menuntut AS menarik pasukannya dari semenanjung.

Kim Yong Chol sendiri mengatakan bahwa Korsel harus dibuat untuk memahami apa yang harus mereka bayar atas pilihannya bergabung dengan AS.

Baca Juga: Ada yang Tidak Mau Divaksin, AS Persiapkan Anggota Militer untuk Tetap Menerima Vaksin Covid-19

"Kami akan membuat mereka menyadari pada menit apa pilihan berbahaya yang mereka buat dan apa krisis keamanan serius yang akan mereka hadapi karena pilihan mereka yang salah," tambahnya.

Sebelumnya, Korsel dan Korut memulihkan komunikasi lintas batas yang terputus lebih dari setahun yang lalu.

Mereka mengumumkan bahwa para pemimpin setuju untuk meningkatkan ikatan mereka.

Meskipun begitu, Pemerintah Korsel mengatakan bahwa Korut telah gagal menjawab panggilan rutin di hotline secara berturut-turut.

Sementara itu, AS menekankan bahwa latihan militer mereka murni defensif di alam.

"Seperti yang telah lama kami pertahankan, Amerika Serikat tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.

"Kami mendukung dialog antar-Korea, kami mendukung keterlibatan antar-Korea dan akan terus bekerja dengan mitra kami (Korea Selatan) menuju akhir itu." sambungnya.

Sementara itu, Analis mengatakan Pyongyang mungkin menggunakan retorika tajam untuk meningkatkan daya ungkitnya dalam pembicaraan di masa depan, memeras konsesi dari Korea Selatan, atau mengalihkan perhatian dari krisis ekonomi domestik.***

 

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah