Covid-19 Ternyata Juga Berpotensi Merusak Otak

9 Juli 2020, 10:26 WIB
ILUSTRASI tiga dimensi sel Covid-19 di bawah mikroskop.*/ALAMY /

SEMARANGKU – Covid-19 yang disebabkan oleh vrus Corona, pada dasarnya merupakan penyakit pernapasan yang menyerang paru-paru.

Namun, para ahli saraf dan spesialis otak, mengatakan bahwa melihat dari bukti yang muncul, dampaknya terhadap otak sangat mengkhawatirkan.

Mengutip Reuters, sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari University College London (UCL), mendeskripsikan 43 kasus pasien Covid-19 yang mengalami disfungsi otak, stroke, kerusakan saraf, dan masalah otak serius lainnya.

Baca Juga: Desain Knalpot dan Aerodinamika Terbaru dari Ducati GP20

Studi UCL yang dipublikasikan di jurnal Brain menunjukkan sembilan pasien yang memiliki peradangan otak didiagnosis kondisi langka yang disebut ensefalomielitis diseminata akut (acute disseminated encephalomyelitis/ADEM).

Kondisi ini biasanya sering dijumpai pada anak-anak dan disebabkan oleh infeksi virus.

Tim peneliti mengatakan, mereka hanya menemukan sekitar satu pasien dewasa dengan ADEM per bulannya.

Baca Juga: Bagaimana Cara Pembalap Berangkat ke Eropa, Bantuan Dorna?

Namun, angka ini meningkat menjadi satu kasus per minggu selama masa studi. Menurut mereka, peningkatan ini adalah hal yang sangat mengkhawatirkan.

Sementara itu, Adrian Owen, ahli saraf di Western University juga ikut menambahkan, “Ada jutaan orang yang terinfeksi COVID-19 saat ini. Jika dalam satu tahun ada pasien sembuh yang mengalami defisit kognitif, maka itu akan memengaruhi kemampuan mereka untuk bekerja dan melakukan kegiatan sehari-hari,”

Owen mengatakan, bukti yang ada menggarisbawahi perlunya penelitian besar dan terperinci serta pengumpulan data global untuk mengetahui seberapa umum komplikasi saraf dan psikiatrik tersebut.

Baca Juga: Tips Hemat Baterai Ponsel Salah Satunya dengan Cara Ini

Owen yang menjalankan proyek penelitian internasional melalui covidbrainstudy.com, menegaskan pasien dapat mendaftar dan mengikuti serangkaian tes kognitif untuk melihat apakah fungsi otak mereka berubah setelah terkena Covid-19.

"Penyakit ini memengaruhi banyak orang," kata Owen. "Itu sebabnya sangat penting untuk mengumpulkan informasi dari sekarang.” ***

Editor: Heru Fajar

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler