NATO Siap Dukung Ukraina dalam Jangka Panjang, Rusia Beri Ultimatum Ini

1 Mei 2022, 07:58 WIB
NATO Siap Dukung Ukraina dalam Jangka Panjang, Rusia Beri Ultimatum Ini /Tangkap layar postingan akun Instagram @nato

SEMARANGKU - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) siap mendukung Ukraina dalam jangka panjang.

Perihal NATO yang siap mendukung Ukraina dalam jangka Panjang diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg.

NATO bersiap untuk mendukung Ukraina dalam jangka waktu yang lama selama konflik militer dengan Rusia masih berlangsung.

Sekjen NATO, Stoltenberg mengklaim bahwa ada di tangan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan aksi militer saat ia memulai perang.

Baca Juga: Terkuak! China Beberkan Tujuan AS di Ukraina, Bukan untuk Mencapai Perdamaian?

“Negara-negara Barat akan terus memberikan tekanan maksimum pada Presiden Putin untuk mengakhiri perang,” ujar Stoltenberg, dikutip dari RT.

Tekanan maksimum ini dilakukan dengan memberikan sanksi kepada Rusia dan memberikan dukungan ekonomi dan militer ke Ukraina.

“Ini adalah situasi yang sangat tidak terduga dan rapuh di Ukraina, tetapi pasti ada kemungkinan bahwa perang ini akan berlarut-larut dan berlangsung selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun,” terangnya.

Mempertimbangkan fakta ini, NATO dan sekutunya bersiap untuk memberikan dukungan terhadap Ukraina dalam jangka waktu yang lama.

Baca Juga: UPDATE! 5 Hal yang Perlu Diketahui Soal Perkembangan Perang Rusia-Ukraina, AS Tidak Percaya Ancaman Nuklir

Awal pekan ini, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin mengakui bahwa dengan membantu Kiev, AS ingin melihat Rusia melemah.

Moskow telah secara konsisten memperingatkan Barat agar tidak memompa Ukraina dengan senjata.

Alasannya adalah tindakan seperti itu hanya akan mengarah pada perpanjangan tindakan militer dan akan menciptakan masalah yang sudah berlangsung lama di masa depan.

Kremlin juga memberikan ultimatum bahwa setiap pengiriman perangkat keras militer akan dianggap sebagai target yang sah begitu mereka menyeberang ke Ukraina.

Sekretaris Jenderal NATO juga mengatakan bahwa Ukraina akan tetap menjadi mitra NATO yang sangat berharga.

Namun, Stoltenberg menjelaskan bahwa setiap negosiasi konkret sehubungan dengan tawaran keanggotaan NATO di Ukraina hanya akan mungkin jika konflik militer berakhir.

Keanggotaan NATO potensial Ukraina dan ekspansi aliansi ke arah timur telah disebut oleh Rusia sebagai salah satu alasan utama peluncuran operasi militernya.

Rusia memandang perkembangan seperti itu sebagai ancaman langsung terhadap keamanannya dan bersikeras pada status netral untuk Ukraina.

Setelah putaran negosiasi, Kiev meminta jaminan keamanan internasional dengan imbalan status netral.

Adapun untuk saat ini, pembicaraan antara Rusia dan Ukraina tampaknya terhenti.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov baru-baru ini menuduh Inggris dan AS mengatakan kepada Ukraina untuk mundur dari kesepakatan yang telah dicapai sebelumnya dengan Rusia.

Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev untuk menerapkan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014.

Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Perancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Sejak perang dimulai, Rusia menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan NATO.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.

Itulah NATO yang siap mendukung Ukraina dalam jangka panjang, Rusia beri ultimatum ini.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: RT.com

Tags

Terkini

Terpopuler