Presiden Afrika Selatan Sebut NATO Biang Kerok atas Perang Rusia-Ukraina, Siap Menjadi Penengah?

18 Maret 2022, 19:45 WIB
Presiden Afrika Selatan Sebut NATO Biang Kerok atas Perang Rusia-Ukraina, Siap Menjadi Penengah? /Reuters

SEMARANGKU - Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa menyebutkan bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) adalah biang kerok atas terjadinya perang Rusia di Ukraina.

Menurut Presiden Afrika Selatan, perang Rusia di Ukraina yang sudah memasuki minggu keempat terjadi karena NATO tidak mengindahkan peringatan Moskow untuk tidak melakukan ekspansi ke Eropa Timur.

Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa pada Kamis, 17 Maret 2022 menyalahkan NATO atas perang Rusia di Ukraina.

Oleh karena itu, Presiden Afrika Selatan menolak seruan Amerika Serikat (AS), NATO, dan sekutunya untuk mengutuk perang Rusia di Ukraina.

Baca Juga: GAWAT! Perang Rusia di Ukraina akan Ganggu Perdagangan dan Sumbat Rantai Pasokan, OECD: Perang Brutal

“Perang dapat dihindari jika NATO telah mengindahkan peringatan dari antara para pemimpin dan pejabatnya sendiri selama bertahun-tahun bahwa ekspansi ke arah timur akan menyebabkan ketidakstabilan yang lebih besar di kawasan itu,” ujar Ramaphosa, dikutip dari Reuters.

Presiden Vladimir Putin mengatakan tindakan Rusia sebagai ‘operasi khusus’ untuk melucuti senjata dan ‘denazifikasi’ Ukraina.

Rusia melawan apa yang disebutnya sebagai agresi NATO.

Ukraina dan sekutu Baratnya percaya Rusia melancarkan perang tanpa alasan.

Baca Juga: Rusia Gunakan Taktik Perang yang Sama di Ukraina Seperti Saat Operasi Militer di Suriah, Benarkah?

Ramaphosa juga mengungkapkan bahwa Putin telah meyakinkannya secara pribadi bahwa negosiasi sedang membuat kemajuan.

Pemimpin Afrika Selatan itu mengatakan dia belum berbicara dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, tetapi dia ingin.

Pada Jumat, 18 Maret 2022 Ramaphosa mengatakan Afrika Selatan telah diminta untuk menengahi dalam konflik Rusia-Ukraina.

Afrika Selatan siap menjadi penengah.

Namun, dia tidak mengatakan siapa yang memintanya untuk campur tangan.

“Ada orang-orang yang bersikeras bahwa kita harus mengambil sikap yang sangat bermusuhan terhadap Rusia. Pendekatan yang akan kita ambil adalah bersikeras bahwa harus ada dialog,” imbuh Ramaphosa.

Afrika Selatan kadang-kadang dicurigai di antara saingan Rusia di Barat, meskipun masih menikmati pengaruh diplomatik tingkat tinggi.

Itulah Presiden Afrika Selatan yang menyebut NATO sebagai biang kerok atas terjadinya perang Rusia di Ukraina.***

 

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler