SEMARANGKU – Puluhan diplomat melakukan walk out saat video pidato Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov diputar.
Pidato Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov diputar di Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa.
Sekitar 100 diplomat dari 40 negara melakukan walk out untuk memrotes invasi Rusia ke Ukraina.
Boikot yang berlangsung Selasa, 1 Maret 2022 dilakukan oleh utusan dari Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan lainnya hanya menyisakan beberapa diplomat di ruangan itu.
Sementara diplomat yang tetap berada di ruangan tersebut antara lain duta besar Rusia untuk PBB di Jenewa, Gennady Gatilov, yang merupakan mantan wakil Lavrov.
Selain itu ada pula Utusan dari Suriah, Cina, dan Venezuela yang juga tinggal.
Duta Besar Ukraina Yevheniia Filipenko, yang memimpin pemogokan, berterima kasih kepada mereka yang mengambil bagian dalam aksi tersebut.
“Terima kasih banyak atas dukungan yang luar biasa ini kepada orang-orang Ukraina yang berjuang untuk kemerdekaan mereka,” demikian ujar Yevheniia.
Ia mengatakan hal tersebut ia katakan kepada orang banyak yang berkumpul di sekitar bendera besar Ukraina di luar ruangan.
Menlu Rusia, Lavrov membatalkan kehadirannya dalam forum tersebut setalah adanya pembatasan pesawat udara Rusia di kawasan Eropa.
Lavrov melakukan pidato jarak jauhnya.
Dalam pidatonya, ia membenarkan serangan negaranya ke Ukraina dengan menuduh pihak Ukraina melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas Rusia.
Dia juga menuduh Uni Eropa terlibat dalam "kegilaan Russophobia" dengan memasok senjata mematikan ke Ukraina selama kampanye militer Moskow yang dimulai Kamis lalu.
Moskow menggambarkan invasi tersebut sebagai "operasi militer khusus" yang bertujuan untuk mengusir "neo-Nazi" yang berkuasa di Ukraina.
Para diplomat yang melakukan walkout berpendapat bahwa forum Dewan Hak Asasi Manusia tidak bisa digunakan sebagai media disinformasi.
Duta Besar Prancis, Jerome Bonnafont mengatakan "setiap invasi merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan penting bahwa Dewan Hak Asasi Manusia menunjukkan dengan pemogokan ini bahwa mereka bersatu dengan Ukraina dan dengan rakyat Ukraina".***