Kamp Pengungsi di Timur Laut Republik Demokratik Kongo Diserang, 22 Warga Sipil Tewas

30 November 2021, 19:17 WIB
Ilustrasi gambar, Kamp Pengungsi di Timur Laut Republik Demokratik Kongo Diserang, 22 Warga Sipil Tewas /Pixabay/Nambasi

SEMARANGKU – Kamp pengungsi yang terletak di timur laut Republik Demokratik Kongo diserang dan menewaskan dua puluh dua warga sipil.

Serangan terhadap kamp pengungsi yang terletak di Republik Demokratik Kongo ini membuat Koordinator Palang Merah, Mambo Bapu Mance angkat bicara.

Mance mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa korban akibat serangan terhadap kamp pengungsi di timur laut Republik Demokratik Kongo ini dimakamkan di dua kuburan umum.

Baca Juga: Gegara Varian Omicron, China Langsung Janjikan untuk Beri 1 Miliar Dosis Vaksin Covid-19 ke Afrika

Baca Juga: Rusia dan Ukraina Tingkatkan Aktivitas Militer karena Adanya Risiko Perang, AS Dukung Ukraina

Mance menuding dalang dari serangan terhadap kamp pengungsi yang terletak di Republik Demokratik Kongo ini adalah kelompok bersenjata Koperasi untuk Pembangunan Kongo (CODECO).

Serangan  terhadap kamp pengungsi yang terletak di Provinsi Ituri ini terjadi pada hari Minggu, 28 November 2021.

Presiden kelompok hak-hak sipil, Charite Banza menuturkan bahwa jumlah korban sebanyak dua puluh dua orang.

“Ini adalah serangan ketiga oleh para penjahat ini terhadap tempat-tempat pengungsian dalam waktu seminggu di bagian negara ini, menyebabkan lebih dari 50 kematian dan kerusakan material yang sangat besar.” Ujar Banza, dikutip dari Al Jazeera.

Kivu Security Tracker (KST), pemantau kekerasan yang berbasis di AS di wilayah tersebut, menyebutkan jumlah korban tewas yang sama.

Juru bicara militer di wilayah itu, Letnan Jules Ngongo, mengatakan pemberontak CODECO berhasil dipukul mundur.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menyerukan tindakan tegas terhadap para pelaku.

“Uni Eropa mengutuk serangan baru yang mengerikan yang dilakukan oleh milisi terhadap penduduk sipil, khususnya para pengungsi internal,” tulis Josep di Twitter, dikutip dari Al Jazeera.

Lebih lanjut Josep menyebutkan bahwa perlu adanya ketegasan dan keadilan.

“Ketegasan terhadap pelaku dan dukungan & keadilan bagi para korban diperlukan untuk perdamaian abadi di kawasan ini,” tambahnya.

Provinsi Ituri yang kaya emas telah jatuh kembali ke dalam siklus kekerasan sejak akhir 2017 dengan munculnya milisi CODECO.

Milisi ini sejak tahun 2017 terpecah menjadi faksi-faksi yang bersaing.

Ituri dan Kivu Utara yang berdekatan telah dikepung sejak 6 Mei 2021.

Sebuah tindakan luar biasa untuk memerangi kelompok-kelompok bersenjata termasuk CODECO dan Pasukan Demokrat Sekutu (ADF).

Otoritas sipil telah digantikan oleh perwira militer dan polisi.

Dua serangan lainnya terjadi Sabtu malam, 27 November 2021 di tempat lain di Provinsi Ituri.

Peristiwa ini menyebabkan total sembilan warga sipil tewas.

Itulah kamp pengungsi di timur laut Republik Demokratik Kongo yang diserang, dua puluh dua warga sipil tewas.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler