Kepolisian Amerika Serikat Buka Penyelidikan Kericuhan Konser Travis Scott yang Tewaskan 8 Orang

8 November 2021, 10:34 WIB
Kepolisian Amerika Serikat Buka Penyelidikan Kericuhan Konser Travis Scott yang Tewaskan 8 Orang /Instagram.com/@travisscott

SEMARANGKU – Kepala Polisi Kota Houston, Amerika Serikat Troy Finner mengatakan pada Sabtu 6 November 2021 bahwa departemennya telah membuka penyelidikan kriminal menyusul laporan kericuhan massal di konser Travis Scott yang menewaskan 8 orang.

Sebelumnya, terjadi insiden kericuhan dari para penonton selama festival musik Astroworld rapper Travis Scott di Houston yang menewaskan sedikitnya 8 orang dan melukai puluhan lainnya

Mirisnya, insiden tersebut terjadi saat kepanikan melanda kerumunan penonton konser yang sebagian besar masih berusia muda.

Baca Juga: Sempat Konflik dengan Amerika Serikat, Iran Kini Adakan Latihan Militer Skala Besar

Insiden itu terjadi di NRG Park sekitar pukul 21.30 waktu setempat pada Jumat 5 November 2021 selama pertunjukan utama oleh Travis Scott, seorang penyanyi dan produser nominasi Grammy.

Menurut para pejabat polisi kepada wartawan di luar venue, saat itu para penonton yang berjumlah sekitar 50.000 orang berdesak-desakan menuju panggung, orang-orang mulai jatuh pingsan, beberapa diantaranya menderita serangan jantung atau masalah medis lainnya.

“Itu terjadi sekaligus. Sepertinya itu baru saja terjadi hanya dalam beberapa menit," kata Asisten Kepala Eksekutif Polisi Houston Larry Satterwhite, yang berada di depan acara konser ketika insiden terjadi.

Larry Satterwhite mengatakan bahwa dia segera bertemu dengan promotor dan mereka setuju untuk menghentikan pertunjukan. Para pejabat mengatakan konser itu berakhir pada pukul 10.10 malam hari waktu setempat.

Baca Juga: Ternyata Indonesia Punya Jet Tempur yang Ditakuti Belanda dan Amerika, Salah Satu yang Paling Ditakuti

Troy Finner mengatakan bahwa di antara laporan yang ditinjau oleh polisi, terdapat sebuah laporan yang menunjukkan bahwa beberapa penonton terlihat menyuntikkan penonton lainnya dengan narkoba.

Laporan tersebut melibatkan seorang petugas keamanan yang mengaku sempat merasakan tusukan di lehernya, ketika dia mencoba menahan atau meraih seorang penonton dan tidak lama kemudian dia jatuh pingsan.

Troy Finner menjelaskan bahwa petugas keamanan tersebut sadar kembali setelah diberi suntikan dosis nalokson penangkal opioid, yang mengutip akun dari petugas medis yang merawat petugas keamanan.

Troy Finner juga mengatakan staf medis telah melihat tanda seperti bekas jarum di leher petugas keamanan tersebut.

Tidak jelas apakah pihak kepolisian mencurigai laporan tersebut menjadi penyebab dari insiden kericuhan massa, tetapi Troy Finner berkata bahwa pihak kepolisian akan segera menyelesaikan laporan insiden tersebut.

Pihak polisi juga sedang menunggu otopsi para korban untuk menentukan penyebab kematian, tetapi mengatakan bahwa beberapa korban sempat terinjak-injak saat insiden tersebut.

Sementara itu, Kepala Pemadam Kebakaran Kota Houston Samuel Pena mengatakan bahwa tampaknya tempat konser tersebut memiliki banyak rute keluar untuk para penonton dan tidak ada yang tertutup saat konser Travis Scott dimulai.

Menurut Walikota Houston Sylvester Turner kepada wartawan, sebanyak 25 orang dibawa ke rumah sakit dengan ambulans setelah insiden kericuhan dimulai.

Beberapa dari mereka mengalami serangan jantung, dengan 13 masih dirawat di rumah sakit pada Sabtu 6 November 2021, dengan lima diantaranya berusia di bawah 18 tahun.

“Delapan orang meninggal. Sebagian besar berusia antara 14 hingga 27 tahun, meskipun usia satu korban tidak segera diketahui,” kata Sylvester Turner.

Menurut pengunjung festival berusia 19 tahun Hamad Al Barrak, setelah merusak gerbang masuk dan stand barang dagangan di pagi hari, kerumunan semakin tidak terkendali saat para penonton naik ke panggung,

“Ada terlalu banyak orang,” kata Hamad Al Barrak, yang menggambarkan kekacauan tersebut ketika dia mencoba membeli perlengkapan festival.

“Kami semua ditekan bersama. Anda merasa seperti tidak bisa bernapas,” tambah Hamad Al Barrak.

Albert Merza yang berusia 43 tahun, bagian dari rombongan delapan orang dari Detroit yang menghadiri festival itu, juga menceritakan bahwa dia melihat para penonton banyak minum dan melakukan perilaku gila lainnya.

“Rasanya seperti kerusuhan,” kata Albert Merza, seraya menambahkan bahwa tampaknya sekitar setengah dari kerumunan itu berusia di bawah 21 tahun.

“Ada orang-orang yang membuang barang-barang, benda-benda terbang ke mana-mana,” tambah Albert Merza.

Nick Johnson yang berusia 17 tahun, mengatakan bahwa dia menyaksikan peningkatan insiden tersebut mulai dari perilaku para penonton yang mengganggu saat sebelum kericuhan.

"Itu berlangsung selama lebih dari dua jam, dan itu semakin buruk," kata Nick Johnson.

Menurut Troy Finner, sebuah insiden juga terjadi pada hari sebelumnya di mana para penonton mulai berdesakan di gerbang festival namun dapat dikendalikan dengan relatif cepat, dan menambahkan bahwa itu tampaknya tidak terkait dengan insiden mematikan itu.

Troy Finner mengatakan bahwa pihak polisi memiliki 528 petugas yang ditugaskan ke festival pada Jumat 6 November 2021, bersama dengan 755 personel keamanan swasta.

“Sepanjang konser, sebanyak 25 penangkapan telah dilakukan terhadap para penonton akibat kepemilikan ganja dan sisanya karena masuk tanpa izin,” kata Troy Finner.

Menurut Samuel Pena , sebanyak 300 orang juga dirawat di klinik medis di tempat konser karena berbagai cedera dan penyakit, termasuk beberapa overdosis obat.

“Tempat itu bisa menampung hingga 200.000 orang, tetapi penyelenggara konser membatasi kerumunan hingga 50.000, berdasarkan penjualan tiket,” kata Samuel Pena.

Samuel Pena juga menggambarkan bagaimana para penonton dengan cepat membanjiri tenaga medis swasta selama festival, acara konser dua hari yang sebelumnya dijadwalkan mencapai puncaknya pada hari Sabtu, akhirnya dibatalkan setelah tragedi Jumat malam.

Sebuah video yang diposting ke media sosial telah menunjukkan kekacauan ketika penonton dan staf konser mencoba menarik perhatian penonton konser yang terluka.

Satu video menunjukkan penonton berusaha membuat operator kamera sadar akan situasi berbahaya. Video lain menunjukkan orang-orang melambai ke arah panggung dan meneriakkan "Hentikan konsernya!"

Investigasi kemungkinan akan fokus pada protokol keamanan dan keselamatan. Dua minggu lalu, konser lainnya di Houston juga dibatalkan setelah para penonton ricuh selama pertunjukan Playboi Carti yang diadakan di kompleks NRG Park yang sama.

Jennifer Ortega yang berusia 22 tahun, yang tiba di acara konser pada Jumat sekitar pukul 1 siang mengatakan akses masuk konser pada saat itu tertib.

Tetapi pada pukul 4 sore, kerumunan di dua panggung festival yang lebih kecil menjadi kacau, dengan orang-orang saling melempar botol air.

Jennifer mengatakan bahwa dia melihat sekitar tiga orang meninggalkan konser itu dengan hidung berdarah dan gigi yang hilang.

Sementara itu, penyelenggara konser mengatakan bahwa mereka akan bekerja sama dengan polisi.

“Kami fokus untuk mendukung pejabat lokal semampu kami,” kata pihak Astroworld Fest, sebuah acara yang diselenggarakan oleh Live Nation Entertainment, dalam postingan di Twitter.

Sebuah video yang diposting online menunjukkan Travis Scott sempat berhenti beberapa kali selama penampilannya dalam 75 menit, ketika dia melihat penonton dalam kesulitan dan meminta keamanan untuk memastikan keselamatan mereka.

“Kami membutuhkan seseorang untuk membantu. Seseorang pingsan di sini,” kata Travis Scott, dalam video tersebut, termasuk saat penampilan tamu konser oleh rapper asal Kanada yaitu Drake.

"Keamanan, seseorang, lompat ke sini dengan sangat cepat," tambah Travis Scott.

Klip video lain juga menunjukkan polisi melakukan resusitasi jantung dan paru-paru pada beberapa orang bahkan ketika musik menggelegar di latar belakang.

Tragedi itu mengingatkan kembali kepada konser tahun 1979 oleh band rock asal Inggris The Who, di mana 11 orang tewas ketika para penonton menyerbu ke Riverfront Coliseum di Cincinnati sebelum acara konser dimulai.

 

Travis Scott, menjadi terkenal di awal 2010-an karena gaya vokalnya yang unik diketahui memiliki seorang putri dengan Kylie Jenner dari keluarga Kardashian yang terkenal.

Astroworld juga merupakan nama album studio ketiganya yang dirilis pada 2018 yang mendapat pujian kritikus musik.

Travis Scott mengatakan bahwa dia merasa hancur atas insiden tersebut dan bersumpah untuk mendukung polisi saat mereka menyelidikinya.

"Doa saya untuk keluarga dan semua yang terkena dampak," tulis Travis Scott di Twitter.***

Editor: Risco Ferdian

Tags

Terkini

Terpopuler