SD di New York Melarang Anak Didiknya Pakai Kostum Squid Game untuk Halloween karena Potensi Kekerasan

31 Oktober 2021, 14:00 WIB
Ilustrasi/SD di New York Melarang Anak Didiknya Pakai Kostum Squid Game untuk Halloween karena Potensi Kekerasan /Tangkap Layar Instagram.com/wi_wi_wi/

SEMARANGKU - Sekolah dasar di New York melarang kostum Squid Game untuk Halloween.

Bahkan sekolah di New York memperingati orang tua agar tidak mengizinkan anak-anaknya memakai kostum Squid Game.

Hal itu dikarenakan adanya potensi kekerasan yang ditunjukkan oleh para siswa di SD New York karena Squid Game.

Bahkan para guru memberikan catatan tentang bagaimana para siswa berbicara tentang Squid Game dan bermain game dengan beberapa konsep yang meniru Squid Game.

"Pesan sekolah adalah bahwa permainan yang terkait dengan perilaku kekerasan tidak sesuai untuk istirahat," Craig Tice, pengawas sekolah Fayetteville-Manlius.

Mereka juga menilai bahwa Squid Game adalah pertunjukan untuk orang dewasa yang berisi pesan kekerasan.

Baca Juga: Tanda Bahwa Seseorang Akan Dikirim Santet Bisa DilihatLewat Mimpi dan dari Beberapa Hal Ini

"Karena acara ditujukan untuk penonton dewasa karena kekerasan yang digambarkan dalam pertunjukan ... Tidak pantas bagi setiap siswa untuk mengenakan kostum Halloween dari pertunjukan ini karena pesan kekerasan potensial yang selaras dengan kostum," tulis Tice.

Sementara itu, Squid Game sendiri telah menginspirasi banyak kostum Halloween tahun ini.

Penelitian awal telah menunjukkan bahwa kostum dari Squid Game sudah menjadi salah satu kostum yang paling banyak diposting di Instagram tahun ini.

Baca Juga: 6 Hal yang Mungkin Hanya Dihadapi Bagi Mereka yang Pintar, Salah Satunya Lebih Mudah Stres

Sekolah lain telah melaporkan anak-anak memainkan permainan di Squid Game di sekolah.

Administrator sebuah sekolah di Panama City, Florida, mengatakan di Facebook bahwa mereka "melihat anak-anak mencoba untuk benar-benar menyakiti satu sama lain".

Sekolah mengatakan bahwa tampaknya tontonan itu memiliki sebuah dampak.***

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler