Kisah di Balik Sikap Permusuhan China dan Taiwan yang Berawal dari Perang Saudara

8 Oktober 2021, 07:45 WIB
Di Balik Sikap Permusuhan antara China dan Taiwan yang berawal dari Perang Saudara /Pixabay/Gaston Laborde

SEMARANGKU – Konflik antara China dan Taiwan yang akhir-akhir ini tensinya kian memanas yang berpotensi menimbulkan kontak senjata.

Bahkan Taiwan sendiri mengeluhkan akan kehadiran pesawat jet China selalu memasuki zona pertahanan udara Taiwan.

China sendiri ingin memaksa pulau yang diperintah secara demokratis itu untuk menerima kedaulatan mereka dan mengklaim bahwa Taiwan masih termasuk wilayahnya.

Baca Juga: Taiwan Mulai Cari Dukungan Internasional, Usai Serangan Besar-besaran dari China

Namun dibalik sikap permusuhan antara kedua negara tersebut banyak yang berpendapat semua berawal ketika persaingan dua idiologi yang berujung perang saudara.

Perang saudara Tiongkok mulai sejak tahun 1927 dan baru berhenti sekitar 1950 yang menghasilkan Republik Rakyat China dan Republik China yang berada di Taiwan. Kedua negara itu mengklaim dirinya sebagai pemerintahan yang sah untuk Tiongkok.

Perang saudara ini terjadi akibat persaingan dua partai besar di China pada saat itu antara partai Koumintang yang beraliran nasionalisme yang dipimpin oleh Chiang kai-shek, dan partai Komunis Tiongkok yang di pimpin oleh Mao Zedong.

Baca Juga: Hubungan Memburuk dalam 40 Tahun Terakhir, China dan AS Akhirnya Setujui Perjanjian Taiwan

Perang saudara terus berlangsung bahkan ketika Jepang yang memperluas wilayah mereka dan menginvansi sebagian daratan Tiongkok. Pemimpin China pada saat itu yang berasal dari partai Koumintang lebih memilih fokus membasmi komunis di Utara ketimbang menghentikan invansi Jepang di Selatan.

Hal ini berimbas pada gagalnya Tiongkok menghentikan invasi Jepang dan berhasil menguasai kota-kota besar China. Hingga pada akhirnya kedua kubu itu memutuskan untuk bersatu dan melawan Jepang pada tahun 1937.

Setelah usainya perang dunia ke 2 dengan kekalahan jepang, hal ini tidak menjadi penghenti perang saudara antara pihak komunis dan nasionalis. Perang saudara kembali meletus pada sekitar tahun 1946.

Perang saudara yang terjadi pada 1946 juga menjadi salah satu efek perang dingin antara dua kekuatan besar pemenang perang Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Pasalnya dalam perang saudara Tiongkok pada kubu nasionalis mereka mendapat dukungan dari pihak sekutu terutama AS, dan di pihak komunis mendapat dukungan dari Uni Soviet. Kedua dukungan itu bisa berupa persenjataan, dana, dan moril.

Perang saudara ini berakhir pada 1950 dengan kemenangan berada dipihak partai komunis dan para pengikut Partai Koumintang melarikan diri menuju pulau Taiwan dan mendirikan pemerintahannya sendiri.

Kedua negara ini saling mengklaim bahwa mereka merupakan pemerintahan yang sah. hingga saat ini kedua negara masih bersaing walaupun tidak secara fisik tapi melalui ekonomi hingga politik.

Namun pada saat ini tensi kedua negara itu kembali memanas dengan pesawat jet China yang memasuki wilayah pertahanan udara Taiwan, dan Taiwan sendiri yang berusaha meningkatkan pertahanannya untuk mengantisipasi invansi dari China.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler