Taliban Tak Akan Menjalin Hubungan dengan Israel, Naftali Bennett: Mereka Ingin Memusnahkan Negara Yahudi

10 September 2021, 05:40 WIB
Taliban Tak Akan Menjalin Hubungan dengan Israel, Naftali Bennett: Mereka Ingin Memusnahkan Negara Yahudi /Yonatan Sindel/Pool via Reuters/

SEMARANGKU – Taliban telah menyatakan kesediaan mereka untuk bekerja sama dengan semua negara, kecuali negara Yahudi Israel.

Pernyataan ini disampaikan setelah Taliban mengumumkan secara resmi kabinet dalam pemerintahan baru mereka di Afghanistan.

Taliban mengatakan mereka siap untuk kerja sama internasional dengan negara manapun termasuk Amerika Serikat.

Baca Juga: Penguasa Taliban Minta Mantan Pejabat Afghanistan Untuk Kembali

Namun, Taliban dengan tegas sangat menentang setiap kerja sama dengan negara Yahudi Israel.

Juru bicara Taliban, Dr Suhail Shaheen mengatakan kepada kantor berita Rusia Sputnik pada hari Selasa bahwa AS diterima untuk membantu merekonstruksi Afghanistan.

“Dalam babak baru, jika Amerika Serikat ingin memiliki hubungan dengan kami yang dapat menjadi kepentingan kedua negara dan rakyat dan jika mereka ingin berpartisipasi dalam rekonstruksi Afghanistan, mereka dipersilahkan,” kata Dr Shaheen, dikutip dari Express 9 September 2021.

Kemudian dia menggarisbawahi penolakan murni dan sederhana untuk bekerja sama dengan satu negara pada khususnya, Israel.

“Tentu saja kami tidak akan memiliki hubungan dengan Israel. Kami ingin memiliki hubungan dengan negara lain, Israel tidak termasuk di antara negara-negara ini,” ujar Dr Shaheen.

Taliban merupakan kelompok Jihad Islam memiliki sejarah hubungan dengan Al-Qaeda yang sering memberikan ancaman kepada Israel dan menggunakan retorika anti-Israel dalam propagandanya.

Bulan Agustus lalu, juru bicara Taliban dalam sesi wawancara bahasa Inggris dengan berbagai media seluruh dunia.

Secara tak sengaja di antara awak media tersebut merupakan jurnalis Israel yang menyamar dan mengaku dari negara lain.

Hanya beberapa jam setelah ditayangkan, juru bicara Taliban mentweet bahwa dia telah ditipu untuk memberikan wawancaranya.

“Beberapa jurnalis mungkin menyamar, tetapi saya belum melakukan wawancara dengan siapa pun yang memperkenalkan dirinya sebagai media Israel,” tulisnya.

Sebelum Taliban mengumumkan pemerintahan barunya, PM Israel Naftali Bennett memperingatkan Presiden Joe Biden tentang resiko yang harus dihadapi negaranya jika pasukan Amerika Serikat meninggalkan Afghanistan.

“Kami hidup di lingkungan terberat di dunia,” kata Naftali Bennett.

“Kami memiliki ISIS di perbatasan selatan kami (Sinai), Hizbullah di perbatasan utara kami, Jihad Islam, Hamas dan milisi Iran yang mengelilingi kami dan mereka semua ingin memusnahkan negara Yahudi,” lanjutnya.

Sementara menanggapi pernyataan Taliban, juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat tidak akan menyarankan Taliban untuk dihormati dan dihargai sebagai anggota komunitas global.

Juru bicara itu mengungkapkan salah satu anggota kabinet baru Taliban merupakan buronan Amerika Serikat yang selama ini dicari yaitu Sirajuddin Haqqani.

Menurut juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, China akan menjadi salah satu mitra internasional pertama mereka.

Sebuah wawancara yang diterbitkan pekan lalu di surat kabar Italia La Republica, Mujahid mengatakan China adalah mitra utama dan merupakan peluang fundamental yang luar biasa karena siap berinvestasi dan merekonstruksi Afghanistan.

Meskipun pemerintah Beijing belum mengkonfirmasi secara resmi kemitraan tersebut, tetapi China merupakan salah satu dari sedikit negara yang tidak mengevakuasi staf kedutaannya di Kabul sejak Taliban mengambil alih Afghanistan.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler