China Doktrin Murid-murid Mereka dengan Ideologi Politik Presiden Xi Jinping, Ada yang Tak Nyaman

1 September 2021, 19:00 WIB
China Mendoktrin Murid-murid untuk Mempunyai Pemikiran Presiden Mereka/REUTERS/Jason Lee //REUTERS/Jason Lee

SEMARANGKU - China mendoktrin murid-murid mereka untuk mempunyai pemikiran yang sama dengan Xi Jinping.

Kementerian pendidikan China memasukkan pemikiran Xi Jinping ke dalam kurikulum nasional.

Pemerintah China mendidik murid mereka untuk memiliki pemikiran presiden mereka, Xi Jinping.

Mulai dari sekolah dasar hingga pascasarjana. Buku teks mereka juga dibumbui dengan pemikiran Xi Jinping.

Partai Komunis bertujuan untuk memperluas kultus kepribadiannya kepada anak-anak semuda tujuh tahun dan membesarkan generasi baru patriot.

Baca Juga: China Minta Pemerintah AS Jadi Fasilitator Bantuan Sosial Ekonomi untuk Warga Afghanistan

Baca Juga: Joe Biden Marah Gegara China Halangi Penyelidikan Asal Usul Virus Corona: Dunia Layak Mendapat Jawaban

Guru sekolah dasar harus menanam benih mencintai partai, negara dan sosialisme di hati muda.

Buku-buku sekolah baru dihiasi dengan kutipan dan gambar wajahnya yang tersenyum.

Sementara itu, siswa sekolah dasar menyajikan bab tentang prestasi peradaban China dan peran Partai Komunis dalam pengentasan kemiskinan dan memerangi pandemi COVID-19.

Pelajaran diselingi dengan kutipan dari Xi tentang patriotisme dan tugas, serta anekdot pertemuannya dengan warga negara.

"Kakek Xi Jinping sangat sibuk dengan pekerjaan, tetapi tidak peduli seberapa sibuknya dia, dia masih bergabung dengan kegiatan kami dan peduli dengan pertumbuhan kami," kata salah satu buku teks.

Pemikiran Xi, yang mencakup 14 prinsip termasuk kepemimpinan partai absolut atas militer dan meningkatkan standar hidup melalui pembangunan.

Dorongan untuk mengindoktrinasi anak-anak dengan pemikiran politiknya membawa ideologi Xi ke audiens termudanya.

Beberapa orang tua secara pribadi menyatakan ketidaknyamanan tentang kurikulum tersebut.

"Pencucian otak dimulai dari masa kanak-kanak," tulis seorang pengguna platform media sosial Weibo.

"Bisakah kita menolak ini?" tanya yang lain.***

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler