Janjikan Kebebasan Media, Taliban Malah Ingkar dan Serang Wartawan Afghanistan

27 Agustus 2021, 09:00 WIB
Janji Kebebasan Media, Taliban Malah Ingkar dan Serang Wartawan Afghanistan / REUTERS/Stringer/

SEMARANGKU - Taliban yang mengambil alih Afghanistan memberikan berbagai macam janji.

Taliban berjanji bahwa anak-anak dan perempuan Afghanistan harus mengenyam pendidikan.

Tak hanya itu, Taliban juga berjanji akan mengadakan kebebasan media di Afghanistan.

Tetapi sepertinya Taliban mengingkari janji yang dibuatnya.

Baca Juga: Taliban Tegaskan Tidak Menyetujui Perpanjangan Waktu untuk Evakuasi Warga Afghanistan

Pada Rabu pagi, Ziar Khan Yaad meninggalkan kantor TOLO TV, penyiar swasta terbesar di Afghanistan, dan menuju untuk memfilmkan laporan berita tentang ekonomi negara yang sedang berjuang setelah pengambilalihan Taliban 12 hari yang lalu.

Dengan juru kameranya di belakangnya, Yaad menuju ke Masjid Haji Yaqub di ibukota, Kabul, di mana puluhan pekerja upah harian berbaris setiap hari untuk mendapatkan konstruksi, lukisan dan pekerjaan buruh manual lainnya.

Yaad baru saja memulai wawancara di kamera ketika Land Cruiser putih lapis baja berhenti di sisi jalan dan orang-orang mulai menyerbu ke arah mereka.

Tiba-tiba, orang-orang itu, yang mengaku sebagai Taliban, menyita ponsel, kamera, mikrofon, dan peralatan lainnya, sementara yang lain mulai memukuli dua pekerja media.

Baca Juga: Islamic State Khorasan Musuh Bebuyutan Taliban Bisa Ganggu Evakuasi Warga Afghanistan di Bandara Kabul

Mereka bahkan berjuang untuk mengambil kartu media wartawan Afghanistan.

Yaad juga mengatakan bahwa Taliban juga mulai menghina kedua pria tersebut.

Kasus Yaad, yang dilaporkan TOLO kepada kepemimpinan Taliban, adalah salah satu kasus paling terkenal dari dugaan intimidasi dan kekerasan Taliban terhadap jurnalis di Afghanistan.

Sementara itu, Taliban telah berjanji untuk menyelidiki masalah tersebut.

Meskipun begitu, Ada laporan yang mengatakan bahwa Taliban membunuh dan melukai dua orang anggota keluarga salah satu wartawan.

Dua wartawan dipukuli saat meliput demonstrasi menjelang perayaan hari kemerdekaan 19 Agustus.

Laporan-laporan awal ini telah memicu kemarahan dari para pendukung kebebasan media.

"Taliban harus memenuhi janji mereka untuk mengizinkan media independen beroperasi secara bebas. Serangan nakal terhadap wartawan oleh tentara Taliban ini harus segera dihentikan," kata Steven Butler, koordinator program Komite Perlindungan Jurnalis Asia.

"Kita tidak bisa berlatih jurnalisme dengan percaya diri lagi," kata Yaad, salah satu wartawan.***

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler