Desa Kashmir India Melawan Tren Pernikahan Mewah dengan Melarang Adanya Mahar

17 Agustus 2021, 11:55 WIB
Desa Kashmir India Melawan Tren Pernikahan Mewah dengan Melarang Adanya Mahar /Pexels/Suzy Hazelwood

SEMARANGKU - Salah satu desa di India, desa Kashmir melawan tren pernikahan mewah.

Desa Kashmir, India sendiri melarang adanya mahar.

Mayoritas orang di desa Kashmir tersebut berasal dari kasta Shah.

Kasta Shah adalah mereka yang percaya bahwa secara langsung berasal dari garis keturunan Nabi Muhammad.

Baca Juga: Disebut Batal Nikah karena Minta Mahar Besar, Ayu Ting Ting: Itu Tidak Benar Sama Sekali

Dikatakan bahwa, 750 tahun yang lalu, seorang santo Sufi yang dihormati bernama Syed Baba Abdul Razzaq datang jauh-jauh dari Baghdad ke bagian tengah Kashmir, duduk di kaki bukit Guttil Bagh, untuk berkhotbah dan mempromosikan Islam.

Banyak rumah di desa baru di bangun tetapi masih ada beberapa rumah yang lebih tua dan ditinggalkan.

Orang-orang bertemu satu sama lain di ladang atau apsar.

Di sini, orang menjalani kehidupan biasa seperti komunitas kecil lainnya di Kashmir.

Tetapi perbedaannya adalah desa ini menolak gaagasan pernikahan mewah.

Mereka telah menempatkan larangan langsung pada mahar atau mas kawin.

Baca Juga: Kisah Nyata, Pria Korea 10 Tahun Menimbun Berton-Ton Sampah Sebagai Mas Kawin Putranya

Mereka ingin kembali ke waktu yang lebih sederhana dan sesuai dengan tradisi Islam seperti yang telah diajarkan oleh Santo Sufi.

Sementara itu, mahar yang dibayarkan oleh keluarga pengantin wanita kepada pria telah lama menjadi bagian penting budaya India.

Suhail Rasool Mir, seorang peneliti sosiologi senior di University of Kashmir, menggambarkan bahwa sistem itu adalah fenomena sosiologis yang rumut dan menyebabkan penganiayaan barbar terhadap perempuan.

"Wanita yang masuk ke dalam pernikahan dengan mas kawin harus menghadapi banyak masalah fisik dan psikologis karena tuntutan yang dibuat oleh mertua mereka," kata seorang pria.

Sementara itu, menurut laporan 2019 ada 3.069 kasus kejahatan kekerasan yang dilaporkan terhadap perempuan, termasuk pemerkosaan, kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga di Kashmi.

Diyakini bahwa kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 hanya memperburuk situasi bagi perempuan di Kashmir.

"Ada banyak contoh korban mas kawin yang dibakar hidup-hidup atau dipukuli sampai mati," jelas Mir, sosiolog.***

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler