PBB Sebut Taliban Memberlakukan Pembatasan HAM Perempuan yang Mengerikan, Minta untuk Segera Hentikan Serangan

14 Agustus 2021, 11:45 WIB
Kepala PBB Sebut Taliban Memberlakukan Pembatasan HAM Mengerikan, Minta untuk Segera Hentikan Serangan /Pixabay/David Mark/

SEMARANGKU - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta Taliban untuk menghentikan serangannya di Afghanistan.

PBB juga memperingatkan Taliban untuk menghentikan serangan mereka dan pembatasan mereka terutama terhadap para perempuan.

PBB melihat bahwa Taliban memberlakukan pembatasan yang ketat dan mengerikan bagi perempuan.

Baca Juga: Intel AS Ungkap Ibukota Afghanistan Dapat Jatuh ke Tangan Taliban dalam Waktu 3 Bulan

"Pesan dari masyarakat internasional kepada mereka yang berada di jalur perang harus jelas: merebut kekuasaan melalui kekuatan militer adalah proposisi yang kalah. Itu hanya dapat menyebabkan perang saudara yang berkepanjangan atau isolasi total Afghanistan," kata Guterres.

PBB meminta bahwa semu pihak dapat melindungi warga sipil.

Terlebih PBB sangat terganggu oleh indikasi awal bahwa Taliban memberlakukan pembatasan parah pada HAM di daerah di bawah kendali mereka, terutama menargetkan perempuan dan wartawan.

Baca Juga: Warga Sipil Afghanistan Alami Kekerasan, Taliban Berhasil Rebut Provinsi Ke-8 Afghanistan

"Sangat mengerikan dan memilukan melihat laporan tentang hak-hak gadis dan wanita Afghanistan yang susah payah dicabik-cabik dari mereka," katanya.

PBB sendiri sedang mengevaluasi situasi keamanan di Afghanistan dan memindahkan beberapa staf ke ibukota Kabul.

Sementara itu, warga Afghanistan tidak menyangka bahwa kota mereka bisa jatuh secepat itu.

"Merekabenar-benar menjual kami,tidak ada perlawanan pemerintah," kata seorang warga perempuan dari Kandahar.

"Saya tidak pernah membayangkan bahwa Kandahar akan diambil dengan mudah," tambahnya.

Seorang saksi mata mengatakan bahwa Taliban mengeledah rumah-rumah warga.

Ratusan ribu warga Afghanistan telah meninggalkan rumah mereka di tengah kekhawatiran Taliban akan mengembalikan negara itu ke semacam pemerintahan brutal dan represif yang diberlakukan ketika terakhir berkuasa pada pergantian milenium.

Taliban sendiri pada saat itu menghilangkan hak-hak perempuan dan melakukan eksekusi publik.

PBB mengatakan bahwa hampir 250.000 warga Afghanistan telah dipaksa meninggalkan rumah sejak akhir Mei.

Menurut PBB, kebanyakan yang mengungsi adalah perempuan dan anak-anak.***

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler