China Ngamuk! Setelah 14 Perusahaan Dimasukkan ke Daftar Hitam AS Buntut Penindasan Muslim Uyghur

13 Juli 2021, 17:08 WIB
Presiden Xi Jinping, China ngamuk ketika AS memasukkan 14 perusahaan dimasukkan ke daftar hitam buntut penindasan terhadap Muslim Uyghur/REUTERS/Jason Lee   /

 

SEMARANGKU – China ngamuk ketika AS memasukkan 14 perusahaan mereka ke daftar hitam di tengah dugaan penindasan terhadap Muslim Uyghur.

Baru-baru ini Departemen Perdagangan AS mengungkap beberapa perusahaan teknologi China membantu Beijing menindas Muslim Uyghur di Xinjiang.

“Kampanye penindasan, penahanan massal, dan pengawasan teknologi tinggi Beijing terhadap Muslim Uyghur di Kazakh dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang,” ujarnya, dikutip dari Express 12 Juli 2021.

 Baca Juga: Taliban Tidak akan Bantu Muslim Uyghur Setelah Mengatakan China adalah Teman

China pun bereaksi dengan membalas bahwa perusahaan-perusahaan yang dimasukkan ke dalam daftar hitam AS merupakan pelanggaran serius.

“Penindasan yang tidak masuk akal terhadap perusahaan China. Ini pelanggaran serius terhadap aturan ekonomi dan perdagangan internasional,” balas Beijing.

Kementerian Perdagangan China akan mengambil langkah secara tegas untuk melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan.

Berikut ini beberapa perusahaan dan entitas China yang masuk ke dalam daftar hitam AS :

 Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

-       Akademi Elektronik dan Teknologi Informasi China

-       Perusahaan Teknologi Informasi Lianhai Chuanzhi Xinjiang

-       Cobber Teknologi Informasi Shenzhen Co

-       Teknologi Informasi Berlayar Xinjiang

-       Teknologi Informasi Beijing Geling Shentong

-       Shenzhen Hua’antai Intelligent Technology Co., Ltd

-       Chengdu Xiwu Security System Alliance Co., Ltd

Kementerian Perdagangan AS telah melarang orang Amerika untuk menjual atau berinvestasi kepada perusahaan China yang masuk ke dalam daftar hitam.

“Kami berkomitmen kuat mengambil tindakan tegas untuk menghentikan pelanggaran HAM di Xinjiang yang menggunakan teknologi AS,” kata Gina Raimondo, Menteri Perdagangan AS.

Bulan Juni lalu, mereka juga memasukkan lima perusahaan dan entitas China lainnya ke daftar hitam AS atas tuduhan kerja paksa di wilayah Xinjiang.

Hal ini bukan pertama kalinya AS menargetkan perusahaan China yang terkait dengan penindasan terhadap minoritas Muslim Uyghur.

Pada 2019, Donald Trump memasukkan beberapa perusahaan rintisan kecerdasan buatan top Beijing ke daftar hitam atas perlakuan buruk terhadap minoritas Muslim Uyghur.

Kelompok HAM AS menuduh pemerintah China menahan lebih dari satu juta Muslim Uyghur di kamp pendidikan ulang Xinjiang.

China dituduh melakukan sterilisasi massal terhadap perempuan Muslim Uyghur dan memaksa mereka untuk kerja paksa.

Tahun 2020 lalu, rekaman drone menunjukkan ratusan pria yang ditutup matanya dan dibelenggu, mereka diyakini sebagai Muslim Uyghur dan minoritas Muslim lainnya.

Tahanan Muslim Uyghur tersebut dibawa dari kereta api dan mereka sedang dipindahkan ke sebuah kamp di Xinjiang.

Namun, China terus membantah keberadaan kamp semacam itu di wilayah Xinjiang dan menolak tuduhan atas penindasan Muslim Uyghur.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler