SEMARANGKU - Hubungan Yaman dan Arab Saudi semakin panas setelah pejabat Ansarullah umumkan rudal balistik.
Pejabat senior Ansarullah Ali al-Qahoum Yaman memiliki rudal balistik buatan sendiri untuk digunakan melawan agresi militer Arab Saudi.
"Yaman menjadi mimpi buruk bagi kerajaan Arab Saudi," katanya, dikutip dari Pars Today.
Baca Juga: Tidak Dapat Kuota Internet Gratis Kemdikbud? Kamu Mungkin Termasuk Golongan Ini
Selain itu, dia menjelasakan kemampuan militer angkatan bersenjata Yaman dan sekutu mereka tumbuh secara substansial.
"Setelah enam tahun agresi melawan Yaman, House of Saud telah gagal mencapai salah satu tujuannya dalam menghadapi ketabahan dan ketahanan bangsa Yaman," kata Qahoum.
Pejabat Qahoum menambahkan, tentara Yaman dan sekutunya telah membuktikan bahwa mereka siap bertempur.
Baca Juga: Mark Sungkar Diduga Korupsi, Zaskia Soal Uang Rp 399,7 Juta: Itu Haknya Papa dan Para Atlet
Lewat rudal balistik Yaman, lanjut Qahoum, Yaman telah menjadi mimpi buruk bagi musuh.
Qahoum kemudian berbicara kepada pihak berwenang Saudi bahwa pihaknya tidak akan bisa menghancurkan perlawanan rakyat Yaman sebab mereka memiliki banyak kejutan lebih tragis bagi musuh.
"Jika Arab Saudi terus maju dengan agresi dan tirani, darah kami tidak akan murah dan kerajaan harus menerima keadilan dari mata ganti mata dan gigi ganti gigi," kata pejabat senior Ansarullah.
Baca Juga: Jangan Panik! Belum Dapat Kuota Internet Gratis Kemdikbud 2021 Bisa Lapor ke Layanan Ini
Terlepas itu semua, kematian seorang komandan militer Saudi berpangkat tinggi baru-baru ini telah diselimuti misteri.
Sementara beberapa sumber mengklaim bahwa Mayor Jenderal Ali Zafer al-Shahri, Komandan Pangkalan Udara Raja Abdullah di kota pelabuhan selatan Arab Saudi, Jeddah, meninggal setelah jatuh dari sisi gunung.
Sumber lain mengatakan dia meninggal karena luka-luka yang diderita selama rudal baru-baru ini dan serangan drone oleh pasukan Yaman pada target jauh di dalam wilayah Saudi.***