SEMARANGKU – Tweet Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dihapus pihak Twitter karena menuduh AS dan Inggris tidak dapat dipercaya soal vaksin Covid 19.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut AS dan Inggris kemungkinan berusaha menyebarkan penyakit ke negara lain dan tweet nya langsung dihapus oleh Twitter.
Twitter menilai tweet Ayatollah Ali Khamenei soal AS dan Inggris memuat informasi sesat dan bertentangan dengan aturan perusahaan.
Baca Juga: Netizen Asing Protes Manajemen Sriwijaya Air di Twitter, English please?
Baca Juga: Cara Dapat Bansos BLT Rp300 Ribu Pakai HP, Segera Login dtks.kemensos.go.id
Tuduhan itu berkaitan dengan penyediaan vaksin Covid 19. Iran menyatakan menolak uji coba vaksin yang diproduksi perusahaan asing.
Iran dapat memperoleh vaksin dari tempat yang terpercaya, kata Khamenei tanpa memberikan keterangan lebih lanjut. Di samping Inggris dan AS, China dan Rusia, sekutu Iran, juga memproduksi vaksin Covid 19.
‘'Rakyat kami tidak akan jadi alat uji coba untuk perusahaan-perusahaan vaksin," kata Presiden Iran Hassan Rouhani yang juga menolak vaksin asing sebagaimana dikutip dari Antara News, Minggu 10 Januari 2021.
Baca Juga: Iran Tegas Soal Vaksin, Presiden Hassan Rouhani: Rakyat Bukan Untuk Uji Coba Vaksin Asing
Baca Juga: Sebelum Akun Twitter Donald Trump Ditutup, Hillary Clinton di 2016: Hapus Akun Anda!
Iran meluncurkan uji coba vaksin buatan dalam negerinya pada akhir bulan lalu. Pemerintah mengatakan vaksin itu akan membantu Iran menghadapi pandemi di tengah berbagai kesulitan akibat sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat.
Sanksi ekonomi AS itu berdampak pada kemampuan Iran untuk mengimpor vaksin dari luar negeri.
Ketegangan antara Washington dan Teheran kian memuncak sejak 2018 yang diperparah oleh kebijakan Presiden AS Donald Trump.
Baca Juga: Soroti Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air, Netizen Ramai-ramai Doakan Basarnas, Ini Alasannya!
Baca Juga: Andin Penasaran Sosok Adiknya, Aldebaran Mau Lakukan Apa? Bocoran Ikatan Cinta RCTI 10 Januari 2021
Trump keluar dari kesepakatan nuklir yang diteken oleh dua negara pada 2015 dan ia kembali menjatuhkan sanksi untuk Iran. ***