Network
Tidak mendapati sosok ibu di masa penetasannya, Shakipiyo bertekad untuk bisa menemukan sosok ibu. Mendapati ada Gudetama di tempat yang sama, Piyo meyakini jika telur tanpa cangkang itu adalah saudaranya. Hingga Piyo pun begitu bersemangat mengajak Gudetama untuk mencari ibu mereka.
Shakipiyo kemudian berhasil menemukan cangkang telur terbelah yang digunakan sebagai wadah untuk membawa Gudetama. Saat pintu kulkas terbuka, Piyo kembali bergegas mendorong Gudetama dan mengajaknya ke luar untuk mencari ibu.
Namun perjalanan mencari ibu tidak semudah yang dibayangkan, terutama saat Piyo menyadari jika keberadaannya selama ini berada di sebuah restoran sushi yang selalu ramai pengunjung.
Situasi ini tentu akan membahayakan hidup mereka, mengingat potensi keduanya untuk bisa dijadikan bahan makanan. Piyo pun berusaha melarikan diri dengan mengajak Gudetama pergi dari tempat itu.
Namun saat baru beberapa lama berjalan, Gudetama dan Piyo tiba-tiba terpisah dan menyadari jika Gudetama sudah berada di barisan makanan yang dihidangkan di restoran tersebut. Mendapati ada sebuah telur unik, seorang anak laki-laki memilih Gudetama untuk dimakan.
Menyadari dirinya berada dalam bahaya, Gudetama kemudian menepis sumpit yang di arahkan kepada dirinya, sehingga anak laki-laki itu pun menangis. Kesempatan itu pun dimanfaatkan Piyo untuk menyelamatkan Gudetama.
Namun, saat berusaha melarikan diri, ada seorang pemuda yang berusaha mengincar mereka berdua yang mengaku sebagai wartawan di salah satu media pemberitaan.
Lelaki itu selalu mengincar hal-hal unik dan misterius. Salah satunya adalah telur bergerak yang tidak lain adalah Gudetama.
Untuk menghindari pengejaran tersebut, Piyo pun bergerak semakin cepat.
Ia menghindarkan diri dari pencarian pemuda tersebut, di tengah perjalanan Piyo harus berpacu dengan kebusukan Gudetama yang mulai terlihat. Di sisi lain, Piyo masih harus melarikan diri dari kerajaan orang yang terus mengincar Gudetama.***
