China Enggan Terkena Imbas Sanksi Rusia atas Perang di Ukraina, Begini Komentar Penasihat Keamanan AS

- 16 Maret 2022, 20:00 WIB
China Enggan Terkena Imbas Sanksi Rusia atas Perang di Ukraina, Begini Komentar Penasihat Keamanan AS
China Enggan Terkena Imbas Sanksi Rusia atas Perang di Ukraina, Begini Komentar Penasihat Keamanan AS /Sputnik/Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS

SEMARANGKU - China enggan terkena imbas sanksi Rusia atas perang di Ukraina.

Keengganan China terkena imbas dari sanksi Rusia atas perang di Ukraina diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri China, Wang Yi.

Wang Yi mengatakan China bukan pihak dalam perang Rusia-Ukraina.

Menteri Luar Negeri China telah mengatakan kepada mitranya dari Spanyol bahwa negaranya tidak ingin terpengaruh oleh sanksi ekonomi Barat yang dikenakan pada Rusia yang menyerang Ukraina.

Baca Juga: Eskalasi Konflik Rusia-Ukraina Dapat Picu Perang Nuklir, Guterres: Pedang Sedang Menggantung

“China bukan pihak dalam krisis, apalagi ingin terkena sanksi,” ujar Wang Yi melaui panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares pada Selasa, 15 Maret 2021, dikutip dari Al Jazeera.

Dia menambahkan bahwa China pada prinsipnya menolak sanksi dan memiliki hak untuk melindungi kepentingannya yang sah.

Wang Yi menyebut konflik yang memasuki minggu ketiga di Ukraina adalah produk dari akumulasi dan intensifikasi kontradiksi keamanan Eropa selama bertahun-tahun.

“Saya telah berbicara dengan rekan saya dari China, Wang Yi tentang konsekuensi perang di Ukraina dan cara untuk mengakhirinya,” ujar Albares di Twitter, dikutip dari Albares.

Diskusi itu muncul ketika tekanan tumbuh pada China untuk menarik dukungan dari Rusia yang semakin terisolasi.

Baca Juga: Rusia Ultimatum Legiun Asing yang Bertempur Bersama Ukraina, Jubir Militer Kremlin: Nggak Ada Ampun!

Seperti diketahui, Rusia telah terkena serangkaian sanksi keras yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan sekutu Barat.

Secara terpisah, kementerian memberikan sedikit perincian tentang apa yang Yang Jiechi, Direktur Komisi Urusan Luar Negeri Pusat China, telah berdiskusi dengan Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan.

Keduanya melakukan pembicaraan terus terang, mendalam dan konstruktif, termasuk mengenai hubungan yang tegang antara China dan AS atas Taiwan.

Yang Jiechi mengatakan bahwa pemerintah AS tidak berpegang teguh pada komitmennya untuk menahan diri dari mendukung kemerdekaan Taiwan.

Dia juga menuntut AS mengakui betapa sensitifnya masalah Taiwan dan tidak melangkah lebih jauh ke jalan yang sangat berbahaya.

China menganggap Taiwan yang berpemerintahan sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya.

Serta mengancam akan mengambilnya kembali dengan paksa jika secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan.

AS berkomitmen pada kemampuan pertahanan Taiwan dan memasoknya dengan senjata.

Sementara itu, Sullivan menuturkan bahwa pemerintahan Biden memiliki keprihatinan mendalam tentang keselarasan China dengan Rusia saat ini.

Itulah China yang enggan terkena imbas sanksi Rusia atas perang di Ukraina.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x