Pada waktu itu, flexing yang dilakukan tidak pamer kekayaannya, tetapi pamer kedermawanannya.
“Dia flexing dengan cara bahwa dia orang yang dermawan. Tapi sumbangannya ditonjol-tonjolkan,” kata Rhenald Kasali.
Dan pada umumnya, orang yang melakukan flexing tersebut sedang mengirimkan sinyal ke pasar (market signal), yaitu dengan cara:
- Experience. Jadi untuk meyakinkan audience, seseorang harus mengalaminya dulu dan ini yang dipamerkan ke khalayak ramai.
- Credence. Antara lain dengan menunjukkan lulusan kampus ternama, sertifikat tertentu, dan sebagainya.
- Consumption. Yaitu untuk menarik minat masyarakat agar mau membeli barang seperti yang dibeli oleh si A.
Dalam Podcast Deddy Corbuzier, Rhenald Kasali meminta masyarakat untuk berhati-hati terhadap perilaku flexing di media sosial.***