Tak Terima Konsulat AS untuk Palestina Dibuka Lagi, Menlu Israel Yair Lapid Kecam Joe Biden

- 2 September 2021, 19:30 WIB
 Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengecam rencana Presiden Joe Biden untuk membuka kembali konsulatnya di Yerusalem/REUTERS/Youssef Boudlal
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengecam rencana Presiden Joe Biden untuk membuka kembali konsulatnya di Yerusalem/REUTERS/Youssef Boudlal /

 

 

SEMARANGKU – Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid mengecam rencana Presiden Joe Biden untuk membuka kembali konsulat AS untuk Palestina.

Yair Lapid memperingatkan dibukanya kembali konsulat AS di Yerusalem dapat mengganggu stabilitas pemerintahan PM Israel Naftali Bennett.

Berbicara pada konferensi pers hari Rabu, Yair Lapid mengatakan rencana Joe Biden tersebut sebagai ide buruk.

 Baca Juga: Balas Kiriman Balon Pembakar Hamas, Jet Tempur Israel Tembakkan Rudal ke Jalur Gaza

“Yerusalem adalah ibu kota berdaulat Israel dan Israel saja, oleh karena itu kami pikir itu bukan ide yang bagus,” ucapnya, dikutip dari MEE 1 September 2021.

“Kami tahu bahwa Joe Biden memiliki cara berbeda dalam melihat ini, tetapi karena itu terjadi di Israel, kami yakin mereka mendengarkan kami dengan sangat hati-hati,” tambahnya.

Sebelumnya pemerintahan Donald Trump mendukung klaim Israel atas Yerusalem sebagai ibu kotanya.

Dukungan itu direalisasikan dengan menggabungkan Kedubes AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Konsulat AS di Yerusalem pada Mei 2018 dan menutupnya pada Maret 2019.

 Baca Juga: Israel Serang Situs Hamas di Gaza, Bentuk Serangan Balasan Atas Balon Api

Joe Biden telah berjanji untuk memulihkan hubungan AS dengan Palestina dan mendukung resolusi dua negara.

Pada bulan Mei, Menlu Antony Blinken mengumumkan AS akan membuka kembali konsulat untuk Palestina.

Konsulat AS difungsikan untuk melayani ratusan ribu warga Palestina yang tinggal di Yerusalem dan Tepi Barat serta Gaza yang membutuhkan konsuler AS.

Yair Lapid mengatakan pembukaan kembali konsulat AS dapat meresahkan pemerintahan Naftali Bennett yang rapuh.

“Kami memiliki struktur pemerintahan yang menarik namun rapuh dan kami pikir ini mungkin mengacaukan pemerintahan ini dan saya tidak berpikir pemerintahan AS menginginkan ini terjadi,” katanya.

Sebuah sumber dari pejabat Israel yang dekat dengan pemerintahan Joe Biden mengatakan AS terpaksa memperlambat rencananya untuk membuka kembali konsulatnya.

Saat itu prioritas Joe Biden membantu pemerintahan Naftali Bennett yang rapuh untuk bertahan beberapa bulan pertama dengan tujuan mencegah kudeta.

Baik Israel dan Palestina sejak lama saling mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota mereka.

Sebuah gagasan untuk membagi dua dengan Palestina mengendalikan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya dan Yerusalem Barat diserahkan ke Israel telah lama menjadi solusi utama.

Namun, Yair Lapid mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa pihaknya mengakui gagasan seperti itu tidak layak dalam situasi saat ini.

Seorang pejabat Organisasi Pembebasan Palestina, Wasel Abu Yusef mengkritik Yair Lapid dan mengatakan Israel hanya berusaha mempertahankan status quo.

Yusef mengatakan Yair Lapid berusaha memblokir solusi politik apapun yang dapat memicu konflik antara Palestina dengan Israel.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x