Dari ABBA Sampai Avicii, Bagaimana Swedia Bisa Mendominasi Musik Pop Dunia

29 Juli 2020, 20:30 WIB
Grup Musik ABBA dari Swedia. / Twitter / @ABBA /

SEMARANGKU– Untuk Anda pecinta musik, Swedia mungkin lepas dari perhatian Anda. Padahal, negara ini telah menghasilkan lagu-lagu hit yang mendominasi dunia sejak puluhan tahun lalu.

Mengutip laman TheCultureTrip, mari kita perhatikan sejenak, bagaimana Swedia bisa menghasilkan musik yang telah menjadi soundtrack di kehidupan orang orang dari generasi ke generasi. Berikut ini sekilas dominasi Swedia dalam musik pop dari ABBA hingga Avicii.

ABBA adalah salah satu grup musik terlaris sepanjang masa dengan perkiraan lebih dari setengah miliar rekaman terjual di seluruh dunia. Mereka berhasil mengambil hati para pecinta musik dengan melodi lagu yang variatif, mulai dari yang sederhana sampai yang rumit.

Baca Juga: Billie Eillish Jago Bikin Lagu Karena Menderita Synesthesia, Bisa Lihat Huruf Jadi Nada

ABBA mengubah lanskap musik secara internasional dan menjadi panutan untuk artis Swedia lainnya. Rata-rata, musisi di generasi berikutnya bercita-cita untuk menyamai kesuksesan ABBA baik di dalam maupun luar negeri dan mampu membangun industri karena produksi musik ABBA dikelola oleh sebagian besar orang orang Swedia sendiri.

Bagi ABBA sendiri, lebih dari 35 tahun setelah bubar, mereka masih juga menikmati kesuksesan melalui film dan event musikal berdasarkan karier mereka. Sekarang ini keempat anggota band telah merencanakan album reuni dan meresmikan sebuah museum untuk menghormati kesuksesan mereka.

Roxette adalah band lain yang mengikuti sukses ABBA. Di awal kariernya di era 1980-an band ini naik ke puncak tangga lagu internasional dan menempatkan empat hit nomor satu AS.

Baca Juga: Video Musik Parodi Rain on Me Karya Naomi Watanabe yang Mirip Lady Gaga, Kocak Abis

Neneh Cherry naik pada gelombang hip-hop utama pada akhir 1980-an dengan "Buffalo Stance" dan Man Child. Ketika MTV diperkenalkan ke rumah tangga Swedia pada 1987, orang Swedia menemukan cara baru dan menyenangkan untuk menikmati musik.

Dari situlah muncul Program Pendidikan Musik Nasional untuk anak-anak sekolah dan anggaran tahunan yang besar untuk tunjangan bagi para seniman musik. Kebijakan pemerintah ini dinilai memainkan peran penting dalam memelihara industry musik nasional di Swedia.

Program musik setelah sekolah dan dana pemerintah dikombinasikan dengan pengetahuan komprehensif bahasa Inggris adalah faktor-faktor yang menyebabkan puncak ekonomi industri musik pada 1990-an di negara ini.

Baca Juga: Orang Ini Paling Berjasa Dibalik Sukses Maroon 5, Ariana Grande, Taylor Swift, Katy Perry

Ingat daftar panjang hit nomor satu yang Anda nyanyikan di radio yang menyertakan Cardigans, Dr. Alban, Rednex dan Eagle Eye Cherry? Ace of Base adalah tim cowok dan cewek lain yang mengguncang tahun 90-an dengan lirik yang dipertanyakan namun menarik dan melodi yang tak terlupakan.

Antara 1990 dan 2003, ekspor musik Swedia melonjak dan dikenal di seluruh dunia sebagai Swedish Music Miracle.

Backstreet Boys, NSYNC, dan Britney Spears mendominasi 10 besar di AS dan Inggris dengan lagu-lagu yang ditulis oleh penulis lagu Swedia. Hingga saat ini, Swedia adalah pengekspor musik terbesar ketiga di dunia setelah AS dan Inggris.

Baca Juga: Cerita Sedih Di Balik Lagu Yang Mungkin Sering Kita Nyanyikan

Sementara itu, belum lama ini, Avicii dan Swedish House Mafia membawa musik elektronik dari interior gelap klub malam ke radio siang hari. Salah satu pelopor musik elektronik komersial, Avicii, menulis dan menghasilkan beberapa hit top, seperti "Wake Me Up", "Hey Brother" dan "Waiting For Love" di dua album studio.

Sedangkan Swedish House Mafia menghasilkan beberapa hit top dalam beberapa tahun grup ini aktif, "Save the World" dan "Don't You Worry Child" yang menampilkan John Martin, adalah hit mereka yang paling dikenal.

Orang di balik kesuksesan musik yang dikenal Swedia sejak awal 2000-an adalah Max Martin. Dia menempati urutan ketiga dalam daftar penulis lagu hit nomor satu paling banyak di tangga lagu Billboard hot 100 di belakang Paul McCartney dan John Lennon.

Baca Juga: Sudah Hadir Mesin Cuci Murah dan Portable untuk Anak Kost Hanya 600 Ribuan

Max Martin menulis lagu hit Brittney Spears "Baby One More Time"; "Roar" untuk Katy Perry; "Can’t Feel My Face" untuk The Weeknd; untuk Taylor Swift ada "We Are Never Ever Getting Back Together", Justin Timberlake "Can’t Stop The Feeling", “One More Night” untuk Maroon 5, dan masih banyak yang lainnya. Dia menjadi ikon Swedia ketika dia dianugerahi Penghargaan Polar Music Prize yang bergengsi pada tahun 2016. ***

 

 

Editor: Heru Fajar

Sumber: The Culture Trip

Tags

Terkini

Terpopuler