Masyarakat Ramai-ramai Soroti Kenaikan Harga Cabe, Petani Cabe: Kalau Murah Tidak Digubris

- 15 Desember 2021, 18:10 WIB
Masyarakat Ramai-ramai Soroti Kenaikan Harga Cabe, Petani Cabe: Kalau Murah Tidak Digubris
Masyarakat Ramai-ramai Soroti Kenaikan Harga Cabe, Petani Cabe: Kalau Murah Tidak Digubris //pixabay/doc. Cuong

SEMARANGKU - Beberapa minggu ini petani cabe dibuat bingung dengan kabar kenaikan harga cabe yang ramai-ramai disoroti oleh banyak media dan masyarakat umum. 

Pasalnya menurut petani cabe dengan kenaikan harga cabe, dianggap meresahkan sebagian masyarakat khususnya pedagang makanan pedas, pedagang sambal hingga di lingkup terkecil yakni ibu rumah tangga.

Tetapi, akan berbeda jika melihat kenaikan harga cabe dari sisi petani cabe, yang notabene sebagai pelaku utama penopang kebutuhan cabe dalam negeri.

Baca Juga: Momen Presiden Jokowi Langsung Telepon Mendag, Petani Keluhkan Impor Bawang Putih Saat Panen

Karena untuk menghasilkan produk cabe yang sesuai standar pasar tidaklah mudah hingga para petani cabe perlu pengorbanan materi yang tidak sedikit.

Memang bagi penikmat masakan pedas, kenaikan harga cabe akan menambah anggaran biaya belanja harian lebih terasa di kantong.

Sebaliknya penurunan harga cabe juga membuat petani cabe menderita lantaran mereka akan merugi.

Tidak heran jika kenaikan harga cabe menjadi sorotan pemberitaan banyak media, yang mewakili suara dari masyarakat konsumen cabe.

Diharapkan dari kabar kenaikan harga cabe dapat didengar oleh pemerintah supaya langsung ada tindakan untuk menstabilkan harga.

Baca Juga: Dukung Petani Dan Gagas BUMP, Ganjar Pranowo ; Petani Jual Hasil Produk Dan Jadi Pemegang Saham! 

Karena jika kebutuhan pangan terutama cabe semakin naik, dianggap meresahkan dan membuat masyarakat khususnya para konsumen cabe menderita.

Oleh karena itu, kabar mengenai kenaikan harga cabe banyak menjadi pembicaraan para petani, menurut mereka hal tersebut tidak relevan.

Jika melihat dari sisi petani, harga yang ada saat ini tidaklah sebanding dengan perjuangan mereka selama kurang lebih setahun berjibaku bertahan hidup karena merugi.

Tidak heran dari mereka yang semula bertani cabe banyak yang menyerah dan beralih profesi menjadi petani beras dan banyak juga yang memutuskan bekerja menjadi karyawan.

Misalnya saat ini harga menjadi sorotan paling banyak adalah harga di daerah Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.

Dilansir SEMARANGKU dari laman Informasi Pangan Jakarta, saat ini harga tertinggi cabai berada pada kisaran Rp62.000 untuk jenis cabe rawit merah.

Untuk jenis cabe merah keriting berada pada angka Rp32.000, cabe merah besar (TW) Rp38.000 dan cabe rawit hijau Rp43.000.

Harga tersebut jika diamati merupakan harga tertinggi sepanjang tahun ini dari yang semula harga cabe yang relatif naik turun per 2021 ini berada pada sekitaran Rp15.000. ***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah